Kita adalah bangsa yang besar. Bangsa yang pernah melahirkan peadaban maju
dalam bidang teknologi arsitektur, pelayaran, dan kesenian. Aneka peninggalan
budaya di masa silam menunjukkan kebesaran itu. Sebuah kearifan yang kini
tergeser dan tergerus oleh peradaban baru yang seraba instan.
Sdalam hal makanan negeri kita dikenal dengan negeri yang berlimpah bahan
alam. Sehingga tak kekurangan bahan pangan. Serta hampir dis etiap daerrah
dikenal dengan mnakanan pokok dengan olahannya yang khas. Di pulau Jawa dikenal
dengan bahan makanan pokok beras. Di Papua dengan ubi, di maluku
terkenal dengan makanan berbahan sagu, dan semacamnya. Sebuah kekayaan yang
berlimpah yang m,embuat negeri ini tahan pangan dengan diversifikasi pangan
yang ada. Orang madura tidak malu makan jagung dan singkong sebagai makanan
utama, bahkan kadang diolah dengan bahan kacang-kacangan atau dengan cacahan
umbi ketela.
Namun, sayang entah
kapan terjadinya ada perubahan makanan pokom pada swetiap daerah. Semual setiap
daerah memiliki makanan pokok yang khas, tiba-tiba mereka berubah menjadi pengkonsumsi
beras. Makan beras dianggap lebih makmur dibandfingkan mekanan pokok yang
lainnya. Asumsi yang kemudian meningkatkan eskali kossumsi beras di tanah air.
Tak dapat dihindari semenjak tahun 70-an intensifikasi pertanian dikenalkan,
Indonesia hanya swasembada beras di tahun 1984 dan mendapatkan penghargaan dari
FAO. Setelahnya sampai sekarang, kita menjadi pengimpor beras untuk konsumsi.
Bukan hanya makanan pokok yang menjadi identintas lokal tetapi juga
tercipta pula aneka bumbu masakan yang menjadi ciri khas setiap
daerah. Bumbu yang menggunakan
rempah-rempah yang dihasilkan di bumi Nusantara. Negeri kita dikenal dengan
penghasil rempah terbesar di dunia, sehingga pada awal abad ke 16 Indonesia
bagian timur seperti daerah Maluku dan Ambon lebih dahulu dikuasai oleh
Portugis. Sebuah ekspansi yang dikarenakan berlimpahnya kekayaan rempah-rempah. Bahkan negeri ini semenjak dulu
dikenal dengan “Pulau Rempah-rempah”.
Rempah atau bumbu seperti pala, cengkeh, laos adalah tanaman asli
Indonesia; sementara lada hitam, kunyit, sereh, bawang merah, kayu manis,
kemiri, ketumbar, dan asam jawa diperkenalkan dari India sebagaimana jahe, daun
bawang, dan bawang putih yang diperkenalkan dari China. Tanaman bumbu dari
benua Asia itu telah dikembangkan sejak zaman dahulu kala, dan telah menjadi
bagian integral seni kuliner Indonesia.
Di masa lampau Kesultanan Banten dikenal sebagai penghasil utama lada
hitam dengan kualitas terbaik. Sriwijaya dan Majapahit juga berkembang berkat
perdagangan rfempah antara pulau rempah Maluku di Nusantara dengan India,
China, Serta VOC kemudian memperoleh
keuntungan besar dari perdagangan rempah dunia.
Dalam bumbu masakan khas negeri ini ternyata bukan merupakan “asli” Indonesia
melainkan juga ada perpaduan dan pengaruh dari China, Eropa, India dan Timur
tengah. Sebuah budaya masakan atau kuliner yang mengajak
kita untuk bersikap terbuka terhadap datangnya busdaya luar dengan mengadaptasi
dan mengadopsi sehingga menjadi identitas atau cita rasa lokal. Citarasa lokal yang
kemudian menjadi identitas kebangsaan.
Rasa Asam dan manis pada
umumnya didiominasi oleh masakan Jawa. Pedas masakan Padang, Mentahan sayur banyak
didominasi oleh masakan Sunda. Bumbu Asin cukup terasa dalam olahan masakan
asli daerah Madura.
Racikan bumbu yang
dibuat dalam bahan makanan bukan hanya menyajikan kelezatan, tetapi juga secara
implisit olahan makanan tersebut
menyehatkan. Makanan sayur mentahan yang semula banyak dikonsumsi oleh masyarakat
kita adalah sebuah pola makan sehat yang meneyediakan serat, enzim dan vitamin
yang memicu metabolisme di dalam tubuh. Metabolisme yang memacu kerja
enzimatis, hormonal dan sistem kekebalan tubuh.
Setiap mengolah bahan
makan yang berbau amis, dapat dipastikan disitu akan dipergunakan bumbu kunuyit
untuk menghilangkan bau amis. Bumbu yang juga berfungsi sebagai antiseptik di
dalam tubuh. Apabila dalam bumnbu tersebut mempergunakan santan, maka akan
ditemukan pula bumbu bawang, daun jeruk purut dan daun salam.
Namun sayang. Dalam perkembangan makanan dan amsuknya aneka jkenis masakan
ke negeri ini telah mengubah masyarakat kita menajdi konsumtif. Mereka telah beruabah
dari masyarakat yang bijak dalam memilih dan mengbolah makanan, menjadi
masyarakat yang konsumtif. Makan menjadi bagian dari gaya hidup yang tak lagi
mempertimbangkan aspek gizi dan
pemenuhan kebutuhan tubuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar