Translate

Minggu, 06 Oktober 2013

KOTA

Jalan Lengang di Tepian Kota
Perkembangan sebuah kota merupakan  sebuah dinamika peradaban akibat  interaksi internal para pembuat kebijakan dan dinamika kehidupan masyarakat atau pun karena interaksi antar kota atau antar masyarakat dengan mobilitas yang akseleratif. Sejak industrialisasi menjadi mesin penggiling kemajuan berbagai kota berbenah untuk bisa selaras dengan perkembangan kota lain. Perubahan-perubahan yang ditandai dengan  berkembangnya laju industri dan pembangunan kota yang kian padat. Perubahan-perubahan yang mencitrakan kota sebagai kemajuan dan desa sebagai daerah  tertinggal. Perkebangan laju pembangunan kota telah menciptakan imej kota sebagai sebuah pusat yang menyediakan anekamacam pekerjaan dan mendorong orang-orang desa melakukan urbanisasi mengadu nasib ke daeah kota.

Maka, pembangunan kota merupakan keniscayaan yang harus dicanangkan dan direncanakan secara matang tanpa harus menggusur budaya lokal dan menyinkirkan nilai-nilai kemanusiaan yang utmbuh di dalamnya. Apalacur perkembangan kota telah mengalineasi masyarakatnya dalamkehidupan individualistik. Kota menjadi sebuah tempat segalapasar bertumbuh untuk menyemai perekonomian dan menangguk untung sebanyk-banyaknya. Perubahan-perubahan yang juga merambah ke kota kecil, tempat aku tinggal dan kini terus bergerak menggerakkan roda pembangunan ekonomi, perlahan dan pasti membiakkan kompetisi antara pemilik modal.

Pembangunan kota ditandai dengan makin megahnya gedung perkantoran dan aturan-aturan protokoler dan birokrasi. Aturan yang menata layanan bagi masyarakat yang membutuhkan sehingga bisa diakses dengan mudah, dan memberikan layanan yang memuaskan. Meski  di  beberapa tempat  para  pejabat pemerintahan masih lebih banyak yang minta dilayani daripada melayani. Itulah sebuah kota yang terus berjaga dengan penghuni yang senantiasa siaga. Siaga untuk menghadapi hal-hal tak terduga. Tiba-tiba pemimpin lembaga birokrasi berurusan dengan aparat keamanan karena tindak pidana yang dilakukannya saat  mengelola pemerintahan. Atau pejabat sebuah lembaga diganti tiba-tiba karena jabatan pemerintahan telah banyak berbau jabatan politik. Sehingga persoalan jabatan menjadi persoalan balas jasa karena telah mendukung dalam pertarungan politik dalam pemilihankepala pemerintahan di daerah.

Pasar dan pusat belanja megah berdiri, menyediakan layanan sendiri (swalayan) yang memanjakan penghuni kota sebagai konsumen untuk royal membelanjakan uangnya. Mulai dari diskon harga barang yang disebarluaskan di tiang listrik,batang pohon peneeduh jalan di sepanjang jalan masuk perkampungan. Selebaran yang dihantarkan ke rumah-rumah penduduk di pemukiman. Diskon yang telah dinaikkan harganya, sehingga konsumen membeli  seperti  harga pasar pada umumnya. Alfamart, Indomaret- dua swalayan yang memasuki kota-kota kecil dan bahkan ada di setiap kecamatan.

Kehadiran simbol ekonomi kapital yang mematikan toko dan pedagang kecil. Toko kecil yang mengawali perekonomian sebuah kota dengan nilai-nilai humanisme yang tumbuh di dalamnya; tawar-menawar, tegur sapa yang akrab dan tumbuhnya rasa solidaritas di antara penjual dan pembeli  saat ini telah berganti. Para penjaga swalayan dengan bahasa yang seragam menyapa pembeli dengan senyum tipis yang dipasang di sudut bibir.

Ilan-iklan produk konsumtif mengangkang di atas jalan raya menikam mata para pejalan dan dipaksa untuk memperhatikannya bahkan secara “profesional” jajaran iklan tersebut sok akrab dengan konsumen untuk merebut hati konsumen seakan mereka butuh dan harus memilikinya. Produk yang bukan sebuah kebutuhan yang menimbulkan keinginan konsumen untuk membelinya.

Kota telah menjadi sebuah pasar dan hiruk pikuk dengan label tertera dalam selembar kertas kecil, tak ada tawar-menawar. Dimasukkan dalam keranjang, didorong menuju kasir, mesin penghitung dan keluar cetakan harga yang harus dibayar. Jangan terburu,sebab masih ada yang ditawarkan kasir, isi pulsa untuk menguras isi dompet anda. Adakah niat para penentu kebijakan kota untuk membatasi pertumbuhan pusat perbelanjaan yang telah menjadikan warganya hidup konsumtif?