Aku yakin kalau setiap anak memiliki caranya sendiri untuk belajar.Anak
yang diberi kelebihan dan kelemahan sebagai kekuatan diri untuk
mengembangkan diri dan potensinya. Sehingga wajar apabila kita harus memberinya
kesempatan untuk aktualisasi diri dan mengapresiasi setiap pendapat yang sangat
berbeda dengan kita sebagai orangtua.
Pada suatu ketika
seorang supervisor dikejutkan dengan kondisi sebuah kelas yang tengah
berlangsung proses pembelajaran. Ada sesuatu yang janggal dalam ruang belajar tersebut
sang guru asyik memberikan penjelasan namun dibangku belakang para peserta
didiksibuk dengan dirinya sendiri.Mereka sibuk tidak perduli dengan apa yang
dijelaskan oleh bu guru yang ada di depan kelas. Ada apa gerangan? Ternyata si
anak tidak bisa menerima informasi yang disampaikan dengan guru.
“Kalau hanya informasi
semacam itu, kami bisa cari sendiri.Kami nggak butuh!”jawab siswa dengan jujur
kepada supervisor yang menanyakannya di
saat jam istirahat. Sayang bu Guru yang mengajar di depan kelas tidak tahu
kebutuhan peserta didiknya. Namun, hebatnya anak-anakitu dapat menjawab
pertanyaan yang diajukan supervisor sehubungan dengan materi yangdijelaskan bu
guru.
“Kalau kau tak
suka,kenapa kau bisa menjawab pertanyaan materi yang tadi dijelaskan?”
“Kami punya cara sendiri
untuk belajar bukan dengan cara bu gurumenjnelaskan. Kami hanya pasang wajah
supaya nilai rapor tidakterancam.”
Anak-anak yang hebat
yang tahu menentukan bagaimana belajar, sehingga tidak peduli apakah guru tahu
kebutuhannya atau tidak.Anak-anak itu telah menentukan cara belajarnya
sendiri.Mereka sadar apa yang harus dipersiapkan dan apa yang harus dilakukan
untuk menggapaimasa depan yang telah dirancangnya.
Sebuah tantangan bagi
guru untuk mencari tahu apa yang dimau dan dibutuhkan peserta didiknya,
sehingga terjalin komunikasi efektif dalam pembelajaran. Komunikasi yang bisa
memberikan manfaat secara keilmuan dan juga memiliki manfaat secara
kemanusiaan. Secara keilmuan apa yang disampaikan guru bisa diterima siswa dan
bahkan bisa memotivasi siswa untuk mengembangkan pengetahuan yang diperolehnya.
Pengembangan pengetahuan yang terrefleksi
dalam diskusi yang mereka kemukakan. Diskusi yang mengolah informasi menjadi
aneka persoalan baru yang menantang.
“ Kami tidak hanya butuh
informasi, tetapi kami butuh tegur sapa,sehingga bu guru tahu kegalauan dalam
diri. Kami butuh teguran, dan apresiasi yang bisa membakar semangat lebih membara.
Terlalu banyak beban yang kami tanggung dan kami seret dengan berbagai tugas
sekolah yang menyita banyak waktu namun tak banyak memberikan manfaat, selain
menambah stress karena disertai dengan ancaman nilai rapor.”
Adalah cerminan
Anak-anak Hebat yang kadang diperlakukan seperti robot yang diremote dan
dikontrolgenggaman kekuasaan guru. Mengerikan….!
Patut dipahami jika
anak-anak itu adalah keunikan yang beranekaragam yang memberikan banyak kemungkinan
dan peluang untuk dibawa ke dunia ilmu yang luas.Kemajuan teknologi telah
memberikan ruang yang luas baginya untuk menjelajahi dunia pengetahuan.
Sehingga posisi guru bukan lagi pemberi informasi tetapi menjadi sebagai
pendamping yang bisa memahami kebutuhan dan permasalahan yang dihadapipeserta
didik. Pendpamingan yang menempatkan peserta didik secara egaliter sehingga
bisa sharing informasi.Atau beralih sebagai motivator yang memberikan stimulasi
bagi siswa untuk mengolah informasi dengan mengaitkan hala-hal yang berkaitan
dengan bagaimana, apa akibat dan bagaimana jalan keuarnya. Sebuah olahan yang
akan menggerakkan roda kognisi dalam otak
siswa dalam lintasan gelombang kritis, sehingga menjadi lebih kritis dalam
dalam menghadapi realitas kehidupan yang dinamis.
Peran posisi guru yang
secara bersamaan sebagai orangtua yang mampu menyelami dunia peserta didik
untuk kemudian dibawa dalam sebuah penjelajahan dunia baru yang lebih mencerahkan
dan penuh tantangan. Anak-anak hebat
yang mampu menentukan bagaimana cara belajar dans adar akan tujuan, tahu apa
yang harus dipersiapkan dan dilakukan untuk meraih masa depan yang diidamkan.
Sebuah keniscayaan yang membutuhkan ruang untuk merepresentasikan kehebatan itu
menjadi sesuatu yang bermakna dan mengeluarkan seluruh potensi yang ada dalam
setiap personal.*****(HR)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar