Translate

Selasa, 18 Februari 2014

LKTA Universitas Brawijaya; Menggali Sains dalam Alquran

Oleh: Hidayat Raharja
Tim dari SMAN 1 Bangil Saat Melakukan Presentasi
Karya Tulis Ilmiah Al-Quran merupakan salah satu bentuk tulisan ilmiah yang menggalinilai-nilai sains dalamAl-Quran. Kajian atau penelitian semacam ini sangat menarik, karena beberapa penelitisekuler melakukan kajian penelitian membandingkan sains dengan Al-Quran. Kesimpulan mereka menyebutkan bahwa sains di Al-Quran jauh lebih modern.
Upaya yang dilakukan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa – Seni Religi Universitas Brawijaya mengadakan Lomba Karya Tulis Ilmiah Al-Quran untuk siswa SMA/SMK/MA se Indonesia. Lomba ini sangat menarikdan merupakan slaah satu upaya untukmendekatkan pelajar SMA untuk mempelajari dan menggali nilai-nilai sains yang ada dalam Al-Quran. Menurut penuturan ketua panitia, pesrta lomba ini melampaui target yang diinginkan dengan jumlah peserta lebih dari seratusan makalah yang amsuk ke sekretariat panitia,di antaranya dari Jakarta, Bogor, Pekanbaru. Nganjuk,  Jombang,Pasuruan, Madura, Batu,dan beberapa daerah lain di Indonesia.
Dari sekitar lebih seratus nakah yang masuk dewan juri memilih lima belas finalis untukidpresentasikan di hadapan dewan juri dan emnentukan pemenang pertama sampai dengan ketiga. Dari undangan yang disebarkan panitia, presentasi para finalis dilaksanakan pada tanggal 15 Februari 2014 di Gedung A lantai 3 Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Brawijaya. Dari lima belas finalis, salah satunya dan satu-satunya peserta berasal dari SMP Negeri 1 Sumenep. Bagi saya kehadiran siswa SMP di antara peserta siswa SMA adalah hal yang snagat menarik dan menakjubkan. Ketakjuban ini semakin bertambah ketika yang bersangkutan mengangkat tulisan mengenai “Sejuta Manfaat Asap Tempurung Kelapa dengan Metode nanoteknologi dan Pirolisis”. Menurut ketua panitia LKTA – Fathor Rahman, dia memperbolehkan siswa SMPmengikutiivent tersebut karena naskhnya layak dan bagus. Juga didasari oleh keputusan rasulullah ketika ada dua orang anak yang diijinkannya untuk ikut berperang di perang Badar. Hal ini sebenarnya adalah “kejanggalan” panitia sebab dalam edaran yang diberikan khusus untuk jenjang SMA dan sejenisnya. Anehnya lagipeserta dari SMP hanya seorang siswa dan hanya dari satu sekolah.  Namun saya percaya bahwa dunia penulisan atau pun riset adalah sebuah dunia yang menegakkan kejujuran.
Naskah yang ditulis oleh para finalis sangat menarik, antara lain:
1.       Sejuta Manfaat Asap Hasil Pembakaran Tempurung Kelapa Dengan Pendekatan Konsep Nanoteknologi Dan Metode Pirolisis dari SMP Negeri 1 Sumenep
2.      Perspektif Fiqih Siyasah Dalam Pemilu  dari MAN 13 JAKARTA
3.      Analisis The Adverse Effects Of Inbreeding Terhadap Pewarisan Gen Resesif Sebagai Upaya Implementasi Q.S An-Nisa Ayat 23 “Studi Kasus Di Sedan Kabupaten Rembang” dari MA. Riyadlotut Thalabah Rembang
4.      Tujuh Pemuda Penembus Lorong Waktu dari PP Alhalim kertosono nganjuk
5.      Peran Sistem Pinjam Meminjam Syariah Dalam Menumbuhkan Kewirausahaan Menyonsong Pelaksanaan APEC (Asia Pacific Economic Cooperation) 2020  dari MAN Tambak Beras Jombang
6.      Implementasi  Ekonomi Qur’ani Dalam Mengatasi Permasalahan Kesenjangan Ekonomi Di Indonesia dari SMAN 1 Bangil
7.      Pemanfaatan Limbah Kulit Siwalan  (Borassus Flabellifer) Sebagai Asap Cair Pengawet Ikan Di Kabupaten Tuban dari SMA Negeri 1 Rengel Tuban
8.    Air, Tubuh dan Kehidupan dari SMAN 1 Sumenep
9.    Krisis Keuangan Tinjauan Al Baqarah MAN 13 JAKARTA
10. Pencerminan Etika Dari Budaya Pengucapan Salam SMAN 3 Kota Kediri
11.    Metamorfosis Al-Quran dari SMAN Cahaya Madani Banten Boarding School Banten
12.   Posisi Al-Quran Dalam Progresivitas Iptek Sma Pesantren Terpadu Hayatan Thayyibah
13.   Penghargaan Islam Terhadap Budaya: 
Kajian Hunungan Penggunaan Laras Bahasa Dan Warisan Di Muzium Dari SMK Bukit Jambul Sekolah Kluster Kecemerlangan Malaysia
14.   Efektifitas Persalinan Dengan Posisi Bersandar Perspektif Q.S Maryam:23 SMK Kesehatan Al-Yasini - Pasuruan
15.   Teori Einstein Dan Al-Qur’an  dari SMAN 1 Sooko Mojokerto
Kajian yang sangat menarik dengan ragam kajian dari berbagai perspektif. Suatu kenyataan yang menegaskan bahwa kajian Al-Quran juga dilakukan oleh Sekolah Menengah atau Kejuruan bukan keagamaan.
Presentasi dari beberapa kelompok tersebut sangat variatif. Umumnya darisekolah keagamaan MAN atau pun yang berasal dari lembaga pesantren membacakan ayat Al-Quran yang menjadi kajiannya dibaca dengan melagukannya. Sedangkan yang berasal dari sekolah umum langsung membacakan terjemahan. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan Dewan Juri yang berasal dari Universitas Islam Negeri (UIN) Malang sangat menarik karena mampu menggali kemampuan siswa untuk mengemukakan gagasannya. Kalau pun tidak bisa menjawab juri memberikan masukan yang snagat berarti bagi perkembangan wawasan dan kemampuan siswa.
Daripresentasi yang dilakukan para finalis, ada beberapa catatan juri yang patut diperhatikan,yaitu:
1.       Menggali isi Alquran  hubungannya dengan sains, jangan sampai menghilangkan posisi Alquran yang memiliki feleksibilitas dan selalu aktual sepanjang jaman
2.      Jangan membandingkan antara temuan manusia dengan Alquran, sebab Alquran sebagai firman Allah sangat mulia terjaga dari kesalahan.
3.      Jangan hanya menempelkan ayat untuk melegitimasi pengetahuan yang tengah dibahas, sehingga esensinya justru tidak tergali.
4.      Kajilah ayat tersebut se dalam-dalamnya sehingga ditemukan makna yang berharga bagi pengetahuan dan kehidupan manusia.
5.      Pergunakanlah banyak refrensi sehingga memiliki sudut pandang yang lebih luas
Sedangkan dalam hal teknis menulis, Dewan Juri lebih banyak mengkritisi mengenai pertama, metodologi penelitian atau penulisannya. Sebab di sebagain besar makalah yang diterima tidak mencantumkan tentang metodologi. Hal ini barngkali bukan kesalahan peserta, sebab panitia sendiri tidak mencamtumkan dalam panduan  sistimatika penulisan yang diberikan kepada peserta. Kedua, perlunya konsistensi antara permasalahan yang telah dikemukakan dengan pembahasan dan juga kesimpulan. Ketiga, fokus kajian, lebih baik dipersempit permasalahannya sehingga kajiannya bisa lebih detail dan mendalam.
Saya dan tiga orang siswa yang saya dampingi tidak mengikuti acara sampai berakhir,karena memang harus pulang lebih awal. Meski tim kami tidak menang tetapi kami telah membawa oleh-oleh wawasan pengetahuan yang sangat berharga untuk melakukan kajian terhadap Alquran dan kajian keilmuan secara umum.  Pengetahuan yang akan sangat berarti pula bagi siswa-siswi saya yang belajar menekuni kajian atau penelitian di SMA Negeri 1 Sumenep. Terimakasih UKM Seni Religi Universitas Brawijaya, semoga ivent semacam ini menjadi agenda rutin setiap tahun.(Hidayat Raharja)

Catatan Lomba Karya Tulis Ilmiah Alquran

Fatmawati, Y. Ayu Puspitasari, Sri Rizqi KUswardani
 oleh:  Hidayat Raharja
Saat mendapatkan pemberitahuan lewat SMS dari panitia LKTA (Lomba karya Tulis Ilmiah Alquran)  Universitas Brawijaya, 11 Februari 2014, hati saya sempat kaget karena tidak menyangka kerja keras tiga ssiwi yang saya dampingi selama tiga hari menuai awal keberhasilan. Ada tiga tim yang dipersiapkan, namun hanya dua tim menyelesaikan tugas secara tepat waktu. Dari dua tim hanya satu tim yang terpanggil untuk masuk ke tahap presentasi. Tiga siswi yang dipanggil antara lain: Fatmawati,  Sri Rizqi Kuswardani, Yuliana Ayu Puspitasari  dengan makalah berjudul : “Air, Tubuh dan Kehidupan”.
Kabar lengkap seluruh finalis saya dapatkan dari panitia melalui pesan inbox di facebook. Ada lima belas finalis dari berbagai wilayah di Indonesia; Pekanbaru, Banten,Jakarta, Rembang dan beberapakota di Jawa Timur.  Pengumuman finalis tersebut kemudian saya print out dan dilaporkan kepada Kepala Sekolah.  Beliau  meminta kami untuk mempersiapkan dan diminta untuk  membawa kendaraan sekolah.
Saya kabarkan kepada anak-anak kalau salah satu tim mereka terplih sebagai finalis. Mereka saya minta untuk mempersiapkan slide untuk presentasi. Namun karena ada ulangan harian merekameminta waktu untuk  memyelesaikan tugas setelah ulangan. Hari rabu (12 Februari 2014) mereka baru membuat slide untuk presentasi, dan melakukan revisi beberapa bagian makalah.  Mereka akan latihan presentasi pada hari kamis, 13 Februari 2014. Saya sepakati permintaan mereka, karena memang minggu-minggu ini banyak ulangan harian.
 
Tiga orang Dewan Juri dari UIN Malang
Kamis, Siang harin (13 Februari 2014) kami dampingi anak-anak  mengajak latihan presentasi. Saya minta satu-satu untuk melakukan presentasi, untuk menentukan siapa yang menjadi pembicara utama dan pendamping. Dari hasil presentasi diputuskan pembicara utamanya Fatmawati, sedangkan yang membuka  Sri Rizqi Kuswardani,  dan yang  mengakhiri presentasi Yuliana Ayu Puspitasari.  Usai latihan pertama sore harinya saya ajak mereka latihan lagi di rumah. Mereka sepakat latihan pukul 15.30 di rumah saya.
Untuk persiapan keberangkatan di hari jumat malam, saya menghubungi Bapak Aprik kawan guru yang diberi  tanggungjawab untuk mengantarkan siswa atau guru saat melaksanakan tugas dinas ke luar kota.   Ternyata pada hari jadwalnya kosong dan mobil sekolah tidak ada yang menggunakannya.
Siang agak mendung, gumpalan awan kelabu memenuhi langit kota Sumenep.  Tidak lama dari waktu yang disepakati, Rizqi datang sementara saya masih bersiap untuk sholat ashar, sesaat kemudian Ayu dan Fatma.  Latihan berlangsung lancar, dengan posisi Rizqi sebagai pembuka, Fatma sebagai pembicara utama, dan Ayu sebagai penutup presentasi.
Jam menunjukkan pukul 16.30 dan gerimis mulai turun. Saya minta mereka pindah dari teras rumah ke ruang tamu. Saya minta merekapulang setelah hujan reda. Hujan makin deras dan langit makin gelap sampai kumandang adzan maghrib  hujan juga belum reda. 
Usai sholat maghrib, mereka minta kembali latihan dan  simulasi kemungkinan-kemungkinan  yang akan dipertanyakan oleh Dewan Juri. Saya hanya menargetkan mereka bisa melakukan presentasi sebaik-baiknya dan mereka mendapat undian di nomor awal untuk melakukan presentasi. Keinginan ini, bermaksud supaya persiapan mereka tidak banyak dipengaruhi oleh presentasi tim dari sekolah lain. Sampai waktu isyak tiba, hujan agak reda,namun gerimis masih terasa berguguraan di atap rumah. Ternyata Rizqi dan Ayu sudah dikontak orang tuanya untuk pulang. Jarak rumah Ayu dan Rizqi sekitar 10 km. Mereka akan dijemput orang tuanya dengan menggunakan mobil, dan sepedanya dititipkan di rumah. Namun keputusannya mereka tetap naik sepeda motor berboncengan dan sepeda Rizqi dititipkan di rumah. Sementara orangtua mereka akan mengikuti mereka dari belakang.
 
Fathor Rahman,Ketua Panitia LKTA Universitas Brawijaya
Jumat,  14 Februari 2014. Seperti biasanya jadwalsaya masukkelas jamke-2  pukul 07.45. Kebetulan masuk di kelas XII IPA 3, tempat tiga orang siswa  yang akan mengikuti presentasi di Universitas Brawijaya- Malang. Usai ngajar ketiga siswa minta ijin untuk mempersiapkan latihan sendiri,karena malamharinya pukul 21.30 berangkat ke Malang. Siang saya merencanakan untuk beristirahat, namun  ternyata tidak bisa tidur nyenyak. Sampai sore saya hanya membaca buku dan nonton televisi. Sore hari, saya belanja minuman dan makanan kecil untuk bekal perjalanan.
Pukul 21.15 menit, Fatmawati datang diantar kakaknya. Saya mempersiapkan tas, kamera dan makanan kecil dan menutup pintu rumah serta mematikan lampu. Saya menungu jemputan pakAprik. Tidak lama menunggu pukul 21.30 mobil APV bertuliskan SMA Negeri 1 Sumenepdikemudikan pak Aprik datang menjemput. Kami berkemas memasukkan tas ke bagasi. Saya duduk di depan, di sisi kiri pengemudi dan anak-anak duduk di kursi tengah sedangkan di kursi belakang, pak Wildan ikut bersamakarena ada workshop Pelatih Futsal.
Mobil meninggalkan pekarangan rumah,malam  mulaisepi, karena jam sepertiini penguhuni perumahan sudah berdiam di dalam rumah, ada yang istirahat tidur, atau sebagian lagi menonton acara televisi. Mobil berbelok ke kanan menuju  gerbang perumahan Bumi Sumekar Asri, berbelok ke kiri ke arah kantor pemkab. Baru keluar gari gerbang perumahan saya rasa ada sesuatu yang tertinggal. Sekantung makanan dan minuman yang tadi dibeli di Indomaret.  Saya meminta tolong  pengemudi untuk membalikkan arah mobil  kembali ke rumah. Ternyata bungkusan itu masih tergelatak di depan pagar rumah.

Ternyata pak Wildan sudah menunggu di depan Kantor bank BCA. Mobil berhenti dan pakWildan bersama temannya naik dan duduk di kursi belakang. Kami isi bensin di pom bensin Kolor. Usai ngisi perjalanan lanjut untuk menjemput Ayu dan Ririz di daerah Saronggi. Ririz dan Ayu diantar oleh orangtuanya di pertigaan pasar Saronggi. Saya turun berpamitan kepada kedua orangtua siswa, dan kembali naik melanjutkan perjalanan. Jalanan lengang dan di langit secuil bintang mengintip dari balik kegelapan.
Sepanjang perjalanan rencananya saya ingin meminta anak-anak untuk melakukan presentasi, tetapi kelihatannya mereka pada capai. Mereka terlelap.
Rasa capai mulai terasa, karena siang hari tidak berisitirahat, namun  saya coba bertahan melawan kantuk  untuk menemani pak Aprik yang mengemudikan kendaraan. Sambilmendengarkn lagu dari radiobobil,kami berbagi cerita tentang musibah gunung Kelud. Beberapakendaraan yang berpapasan dengan kami, tampak bodi mobilnya dipenuhi debu. Tetapi informasi yang kami terimadari SMS panitia, Malang aman dari hujan abu. Sepanjang perjalanan terlihat laut menghampar dan lampu-lampu perahu nelayan berpendar di tengah lautan. Takterasa perjalanan sudah sampai ke jembatan Suramadu – Membayar tol dan  memasuki jembatan yang tiangnya berwarna warani ditimpa cahaya lampu.
Jam digital di mobil menunjukkan 01.15 wib, namun ketika saya cek di HP menunjukkan angka 00.15. Selisih satu jam, ternyata memang lebih cepat satu jam.
Perjalanan terus melaju lewat tolmenuju arah kota Malang. Saya sudah tidak kuat menahan kantuk, kelopak mata mulai luruh dan terpejam. Sesekali terbangun karena mobil ngerem saat berpapasan dengan mobil truk yang ada di depan. Saya pulas tertidur. Saya terbangun ketika mobil berhenti didekat pom bensi sebelum masukkota Malang, menurunkan pak Wildan yang akan dijemput temannya untuk menuju ke tempat workshop. Pukul 02.30 mobil sampai di masjid Jamik Kota Malang. Pintu masih tertutup rapat. Mobil diparkir memanjang dan kami beristirahat di mobil sambil menunggu waktu subuh tiba.
Adzan subuh membangunkan tidur, saya dan anak-anak berkemas untuk mandi dan sholat. Namun, ternyata dua anak saya tidak mandi, karena sedang berhalangan sholat sehingga tidak memasuki masjid.
Usai sholat  kami bertegur sapa dengan dua orang guru dari Pamekasan yang tengah menempuh studi di UNISMA. Mereka mengendarai mobil Grand Livina – dengan tulisna di bodi samping kanan” Aby nd Geng”. Saya tersenyum membaca tulisan di bodi mobilnya, guru gaul. Ternyata mereka rombongan dua mobil mengantar guru-guru yang melanjutkan studi Pascasarjana. Konon, mereka berbondong-bondong menempuh studi S2 karena ada kabar di kota Pamekasan bahwa pada tahun yang akan datang guru penerima tunjangan sertifikasi harus berpendiikan S-2.  Sehingga tutur mereka, yang penting mempunyai ijazah S-2. Saya malu mendengar tuturan mereka.
Ashabil Firdaus -satu-sataunya peserta dari SMPN 1 Sumenep

Sabtu, 15 Februari 2014 - Pukul 05.30. Perjalanan dilanjutkan ke lokasi Universitas Brawijaya tempat penyelenggaraan lomba.  Kota masih remang,  melewati Kampus Universitas Negeri Malang (UM), kemudian berbelok dan memasuki gerbang  Universitas Brawijaya.Bangunan gedung yang megah tertata rapi dan indah.  Saya coba hubungi  panitia,ternyata mereka tidak merespon. Saya coba hubungi lagi ternyata panitia tidak ada di  lokasi lomba. Saya ajak pak Aprik untuk menuju masjid Kampus.  Mobil berbalik arah dan belok kiri  menuju Masjid.  Ternyata di Masjid tengah ada pelatihan  mengenai manejemen emosional dan spiritual. Kami tanya letak kamar mandi pada petugas kebersihan di sekitar masjid.
            “Ada di dalam melewati panggung.” Jawab salah seorang darimereka sambil menunjuk arah pintu masuk ke dalam masjid.
Kami senang,  terutama tiga siswi yang belum sempat mandi dan ganti pakaian. Wajah mereka gembira menemukan kamar mandi. Namun tak lama   mereka keluar lagi, ngeluh aliran airnya sangat kecil, sehingga tak mungkin untuk mandi bergantian terlalu lama, waktu sudah menunjukkan pukul enam lewat beberapa menit.
Anak-anak gelisah,sementara kami sudah lapor ke panitia mau numpang mandi dan ganti pakaian,namun belum ada respon. Pak Aprik mengambil inisiatif untuk menuju masjid kampus UM.
            “Ada kamar mandi?” Tanya saya
            “Ada.Kita kesana.” Sahut pak Aprik sambil mengemudikan kendaraan menuju  arah kampus UM.
            Kami menuju masjid  Kampus  UM. Di sana ada kegiatan pelatihan kader. Kendaraan ditepikan, diparkir di jalan depan masjid, dan anak-anak membawa perlengakapan mandi menuju masjid. Ternyata saat menunggu anak-anak mandi dan ganti pakaian seragam panitia menghubungi saya dan menanyakan posisi kami.  Saya balas sms nya kalau kami sedang mandi di masjid kampus UM.
            Usai mandi ketiga anaksaya terlihat segar dan cantik. 
            “Langsung ke UB,Pak?” tanya diantara mereka
            “Kita cari sarapan pagi dulu, baru ke kampus.”
            “Dimana pak Prik?”
            “Ada di pinggir  jalan raya, tidak apa-apa?”
            “Tidak masalah,yang penting bersih dan sehat.”
Mobil melaju ke arah Universitas Brawijaya, dan di depan SMK 2 Malang ada mobil carry , di kaca belakangnya digantung tulisan jual  nasi pecel Blitar.
            Mobil berhenti dan menepi. Ternyata banyak juga yang sarapan pagi saat kami datang tengah melayani tujuh orang pegawai kantoran. Kami pesanlima porsi dua pedas dan tiga yang lain tidak pakai sambal. Sarapan pagi yang nikmat, makan sambil membelakangi jalan raya yang mulai ramai. Nanak-anak berseragam lalu lalang memasuki gerbang sekolah yang ada di seberang jalan.
            Setelah sarapan kami menuju ke kampus Universitas Brawijaya.Ternyata sudah ada tim dariskeolah lain yang datang. Kami bertemu dengan alumni Fathor Rahman –ketua panitia yang mengajak kami untuk menuju ke gedung A di lantai 3 tempat presentasi akan dilakukan.      
Ruangan yang nyaman dengan posisi tempat duduk berbantukhuruf U  dengan undakan berussun tiga ke belakang.  Di salah satu dinding ruangan  layar dibentang dan di bawahnya meja presentasi  disiapkan serta di seberangnya meja juri berhadap-hadapan dengan meja peserta yang tengah melakukan presentasi.
Para peserta diminta mengisi daftar hadir kemudian mengambil nomor undian untuk presentasi.Kami dapat nomor undi  4 yang berarti presentasi yang ke empat. Pas  seperti yang diharapkan anak-anak.
*****

Rabu, 12 Februari 2014

Reuni


Pertemuan 1997
(Selamat Ulang Tahun BNC)

Setiap manusia pasti memiliki masa lalu. Masa yang merekam jejak perjalanan hidup; pahit-getir, manis masam kehidupan yang telah memantangkan usia. Dalam tempaan waktu perjalanan itu akan membekas dan menuliskan aneka kenangan yang mengambang dari memori ingatan. Waktu yang menyimpan kenangan itu sampai ke dasar alam bawah sadar,sehingga suatu ketika ada keinginan untuk menghidupkannya kembali, mengenang dan mengurai kembali  jejak-jejak yang telah terekam dalam kotak memori.

Saya memiliki masa lalu, masa yang pernah dilewati dengan penuh suka dan duka. Perjalanan yang mematangkan usia dan kehidupan. Waktu yang telah mengubah bentuk tubuh dan kerangka berpikir sehingga makin merasa bahwa tubuh dan waktu ada batasnya. Tiba-tiba ingatan melayang pada bentang waktu 1983-1986. Waktu ketika menekuni bangku kuliah dengan aneka romantikanya. Masih lekat nama Umar, Sunanil Huda, M. Nuh, Ahmad tavip, Agung, Sri Wahyuni, Kusmiyati, Saiful Akhiat, Pudji Rahayu, Mbak Lies, Mbak Yun, Nur Partini, Norma Dwikorawati, Heny Purwaningsih, Istiqomah, Dwi Handayani, -nama Dwi Agus Setyawan, Nur Aini, Ahmad Wachid, Agus Supriyadi, Paidi, Sugito, Edi Utomo, M. Endang , Rusmini, Etty Ernawati, …..Entah saya tak mampu mengingatnya lagi.

Biology Natural Club (BNC) organisasi pecinta alam di program studi (pendidikan Biologi) IKIP Surabaya (Unesa,sekarang) adalah organisasi kepecintalaman pertama yang saya ikuti. Dalam BNC saya kenal hidup di alam terbuka. Ke belantara pegunungan, atau saat ada waktu libur dan tidak pulang kampong pasti naik gunung Bromo. Menegnang nama BNC  akan terkenang nama Mas Ipung, Mas Parst, Mas Yono Jepang, Mas Hartono, Mbak Lilik, Mas Tris, Mbak Narni,Mas Joko, kakak-kakak yang selalu saya kenang. Bahkan Mas Tris dan mbak Narni, Agus Supriyadi (alm) adalah kawan yang pernah satu kontrakan saat bertugas mengajar di daerah Sumenep. Kenangan yang sesekali mengambang menghamparkan kisah masa silam.

Selembar piagam penghargaan Lomba Gerak Jalan Mojokerto Surabaya tahun 1984 adalah kenangan abadi sebagai anggota BNC sebab itu kali kedua ikut gerak jalan dalam perjalanan hidup saya. Pertama kali ikut gerak jalan saat duduk di bangku kelas II SMP. Piagam itu masih tersimpan dan menjadi bahan cerita kepada dua anakku yang telah beranjak remaja. Mereka hanya tersenyum mendengar cerita yang saya tuturkan. Jadul, katanya.
Dua puluh delapan tahun waktu membentang berbagai kisah dan riwayat menjejal di dalam lintasan. Mereka yang kembali menghadap panggilan Allah semoga diampuni segala dosa-dosanya dan diterima segala amalan baiknya dan tempat terbaik baginya. Mereka yang masih diberi kesempatan untuk mensyukuri nikmat dan rahmat Nya semoga tak lalai dalam mengemban amanat Nya. Mereka ada yang sukses  secara karier atau pun dalam hal materi. Namun, semoga semua bisa menikmati bahagia dengan segala kenyataan yang ditemuinya.
Pertemuan para alumni BNC adalah sebuah momen yang amat berharga untuk memberikan kontribsui yang amat berharga bagi dunia pendidikan biologi (khususnya) dan terhadap penyelamatan lingkungan di sekitar tempat tinggal kita. Permasalahan terhadap dunia pendidikan biologi adalah hal yang sangat menarik ketika lingkungan kita telah mengalamiperubahan sedemikian rupa sehingga lingkungan semakain berjarakdengan diri kita, musim semakin tak ramah, dan kita semakin jengah. Biologi sebagai ilmu  mengandung makna sebagai jalan menuju kepada hakikat hidup untuk mematangkan kepribadian dan  memberikan kontribusi dalam kehidupan berbangsa. Biologi adalah ilmu yang memiliki peluang  untuk membangun  spiritualitas dengan merenungkan seluruh alam ciptaan Tuhan. Alam tercipta dengan perencanaan yang sagat rinci dan semua berjalan di atas kentuanNya. Kesadaran untuk menumbuhkan zarrah kecil kemanusiaan kita di antara gemuruh jagad raya memutar musim, waktu dengan ketetapan tertentu. (Hidayat Raharja)