Tidak sedikit bahasan mengenai buku sebagai teks yang berisi informasi dan pengetahuan sehingga bisa menambah dan mengembangkan wawasan seseorang yang membacanya. Buku menambah wawasan karena ada informasi
baru, mengembangkan karena setiap informasi yang diserap oleh setiap orang akan
berkembang dalam pikiran sesuai dengan latar belakang budaya dan
pengalaman yang pernah dialaminya.
Perkenalan dengan buku adalah pengalaman yang unik, karena setiap orang
memiliki pengalaman yang berbeda. Pengalaman pertama berkenalan dengan aneka jenis buku bagiku adalah pada saat memasuki bangku kuliah di IKIP Surabaya
(sekarang Unesa). Sebab di saat menempuh kuliah pendidikan biologi di kota
Surabaya aku mulai mengenal buku yang sesungguhnya. Perkenalan dengan buku ,
karena kebetulan kamar tempat kos yang aku tempati di daerah Ketintang ada
seorang senior yang memiliki koleksi buku yang sangat banyak terpampang di rak buku
di dinding kamar. Aku terpesona. Mas Mukaram, adalah orang yang pertama kali
aku lihat memiliki banyak buku yang tertata rapi di rak dan setiap buku ada
nomor serinya.Buku-buku itu tak dicatat, tetapi setiap pagi dan sore hari
buku-buku itu diperiksanya, sebagian diambil dari rak,dan dibacanya.
Karenanya, meski tak tercatat dia hafal betul dengan koleksi bukunya. Dia akan
tahu jika ada yang bawa buku tanpa ijin darinya.
Dia lah yang mengajariku untuk membeli buku setiap bulan. Akhirnya aku berhemat dengan kiriman uang untuk biaya hidup di Surabaya,
sisa uang makan setiap bulan aku belikan satu judul buku. Jika diberi kiriman
berlebih aku belikan dua judul buku. Ada dua jenis buku yang aku beli buku yang
berubungan dengan materi kuliah biologi dan pendidikan. Jenis yang kedua adalah
buku puisi (sastra).
Setiap bulan beli buku, meski kadang tidak sempat aku baca semua aku hanya
mengoleksi dan yakin suatu ketika aku membutuhkan dan memanfaatkannya. Jalan
pintas yang aku lakukan, aku hanya membaca isi buku sesuai dengan kebutuhan
tugas kuliah. Bab yang berkenaan dengan tugas saja yang aku baca.Tetapi kalau
buku sastra atau puisi dan semacamnya mesti tuntas aku baca. Di dalam
cerpen,puisi aku seperti menemukan wilayah lain yang memebebaskan
tekanan-tekanan mental selama dalam ruang perkuliahan.
Kesukaanku membaca cerpen dan puisi sempat ditegur ayahku, karena sat itu
ayahku beranggapan membaca fiksi itu hanya berkhayal belaka.Aku tidak
menetangnya, tetapi tetap rutin membaca cerpen dan puisi kesukaanku. Kadang
dalam membaca buku-bku materikuliah biologi pikiranku mengembara ke berbagai
hal yang memungkinkan digali dalambuku kuliah tersebut. Kegelisahan yang
kemudian kau tuangkan dalam buku diary dalam bentuk catatan-catatan pendek
sebagai catatan harianku.
Sampai kemudian aku lulus dari diploma3 pendidikan biologi aku kembali ke
kampung halaman dan mengajar di sebuah SMA di kota kabupaten.
Kecintaanku pada buku terus berlanjut,
setiap ke Surabaya selalu aku sempatkan untuk membeli buku. Koleksiu makin
bertambah karena beberapa buku milik ayah diberikannya kepadaku diantaranya “Indonesia Menggugat”, dan “Sarinah”, sayang buku yang pertama kemudian habis
dimakan rayap dan buku yang kedua dipinjam seseorang dan sampai saat ini belum
dikembalikan.
Kegiatan mengumpulkan buku jadi kebiasanku dan kini dilanjutkan anakku.
Ketika aku diangkat sebagai guru di wilayah paling timur
di pulau Garam,aku seperti menemukan sebuah lingkungan yang mendukung terhadap kegiatanku.Bukan
hanya membaca tetapi kegiatanku tambah dengan menulis disamping melukis. Hingga
pada suatu waktu di sekolahku ada sebuah brosur yang diedarkan
oleh Drjen Pendidikan Dasar dan Menengah mengenai Lomba Karya Tulis Lingkungan
Hidup untuk siswa dan guru dengan tema “Lindungi Bumi dengan Air”. Aku tertarik
untuk mengikutinya.
Sampai di rumah aku bongkar-bongkar buku yang ada hubungannya dengan
lingkungan hidupbertemulan dengan buku “Melestarikan Lingkungan Hidup”dengan
MT.Zen (editor). Ada satu baris kalimat
yang menarik dalam buku itu yangmembuatku semakin semangat untuk
mengembangkannya dalam sebuah tulisan. Jika anda melihat Irak sekarang adalah
daerah yang gersang. Pada hal dulu meurpakan daerah yangsangat subur.
Sejarah peradaban Mesopotamia merupakan
catatan peradaban yang dibangun manusia dari pemanfaatan aliran air yang
mengalir di sungai Tigris. Air yang membawa kemakmuran dan terbentuknya tatanan
hidup yang tertata rapi. Namun imperium tersebut kemudian hancur karena
kesalahan pengolahan tata lingkung.
Sealinea
tulisan dalam sebuah pembuka bab di dalam buku “Melestarikan Lingkungan Hidup”
aku jadikan sumber ide dan lahirlah sebuah tulisan dengan judul “Air,Manusia,dan Peradaban” sepanjang 25
halaman yang aku kirimkan ke panitia lomba. Sebulan kemudian aku mendapatkan kabar dan fax
panitia penyelenggara untuk presentasi di Hotel Purnama di Puncak, karena naskahku
masuk nominasi 15 besar se Indonesia untuk kategori guru SMA. AKu berangkat ke Bogor dengan
perasaan optimis, karna aku merasa tulisanku tidak akan sama dengan peserta
yang lain. Ternyata dengan segala keterbatasan saat presentasi, malam hari
saat pengumuman naskahku terpilih sebagai pemenang IV. Alhamdulillah…!!! Aku merasakan
keajaiban sebuah buku yang aku beli beberapa tahun yang lalu, hanya sebagiaan kubaca,
dan baru dibaca tuntas
saat mengikuti lomba tersebut ternyata membawa keberuntungan. *****(HR)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar