Translate

Jumat, 22 Maret 2013

Membaca,Menulis, dan Warna Guru Kita


Kumpulan Tulisan ' Ibu,I,m Online" Karya Siswa SMA Negeri 1 Sumenep
 oleh: Hidayat Raharja
Membaca dan menulis adalah kebutuhan pokok bagi seorang guru.Mustahil seorang guru bisa mengembangkan wawasan keilmuannya tanpa membaca.Mustahil seorang guru bisa mengembangkan kecakapan muridnya tanpa mengikuti perkembangan keilmuan dan ilmu pendukung yang tumbuh dan berkembang secara dinamis. Dua kebutuhan yang menjadi tolak ukur kemampuan guru dalam mengembangkan diri secara profesional.
Kegiatan membaca bagi seorang guru merupakan kegiatan wajib untuk mengetahui perkembangan keilmuan yang diampukannya di dalam kelas, sekaligus untuk bisa memberikan sesuatu yang memudahkan peserta didikuntuk bisa memahami mata pelajaran yang diampunya. Seberapa banyak buku sumber yang dijadikan guru sebagai pijakan dalam pembelajaran di dalam kelas atau hanya menggantungkan buku cetakan yang dijual penerbit terhadap peserta didik di sekolah.
Ah jangan-jangan guru kita sudah tak mengikuti perkembangan kelimuan mata pelajaran yang diampunya. Mengapa demikian? Kita bisa berefleksi berapa banyak guru di setiap sekolah yang membicarakan buku terbaru yang bisa dijadikan rujukan dalam pembelajaran? Atau berapa banyak pula di antara mereka yang merekomendasikan website yang bisa dijadikan sumber belajar bagi peserta didiknya?
Adakalanya perlu dilakukan untuk merevitalisasi kemampuan membaca bagi seorang guru. Sebab, kebiasaan membaca tersebut akan menjadi suatu stimulan baginya ketika mengajak atau meminta murid-muridnya untuk membaca. Ajakan seseorang akan memiliki efek yang berpengaruh jika si pengajak telah melakukan dan merasakan apa yang dianjurkannya. Ini amat penting, kegagalan seorang murid dalam belajar seringkali ditumpukan kepada ketidakmampuan peserta didik bukan ketidakmampuan guru dalam proses pembelajaran. Pola pikir senantiasa menempatkan murid sebagai obyek yang menerima kesalahan.
Membaca sebagai salah satu jalan untuk menambah informasi memerlukan pembiasaan dan pemodelan.Artinya kegiatan membaca tersebut dapat menular dari guru kepada murid apabila diawali dari kebiasaan guru membaca. Dari buku-buku yang telah dibacanya guru bisa memberikan motivasi kepada siswa mengenai apa yang diperoleh dari buku yang dibacanya.Juga bisa mengajak siswa untuk melaporkan atau menceritakan buku apa yang telah dibacanya.Apalagi guru memberikan rekomendasi kepada siswa mengenai buku tertentu yang berhubungan dengan mata pelajaran yang diampunya,misalnya.
Sayang, gerakan semacam ini sepertinya sulit dilakukan. Berbagai ancaman hadir di hadapan guru dan siswa, televisi yang bertamu selama dua puluh empat jam nonstop. Alat telekomunikasi mengajak kita menghamburkan waktu pada hal-hal yang tak penting. Juga budaya dan pembiasaan memanfaatkan ruang perpustakaan di sekolah masih belum maksimal. Perlu ada gerakan yang mengajak guru untuk membaca buku sebagai sumber pengatahuan. Sebab,buku bagi guru dan juga murid ibarat makanan yang akan menambah energi pengetahuan mereka. Buku kebutuhan sandang mereka.bagaimana merekamenjadi buku sebagai sebuah gaya hidupyang akan membiasakan mereka belanja buku – bukan hanya belanja pakaian dan kendaraan yang selamaini dipandang sebagai status sosial dan keberhasilan mereka. Sementara dalam hal pembelajaran masih seperti lagu lama “kau masih seperti yang dulu”. Apa yang diharapkan dari guru yang tidak membaca buku?Jangan-jangan murid bisa berkembang pengetahuannya bukan karena dimotivasi oleh guru, tetapi karena kekecewaannya terhadap pengetahuan guru sehingga ia berselancar sendiri di dunia pengetahuan yang melaut. Saya tetap yakin kalau guru memilikipengaruh besar terhadap perubahan belajar siswa.
Maka adanya gerakan Literasi Untuk Guru yang dilakukan oleh dua orang guru pesantren A. Dardiri Zubairi dan M. Musthafa  adalah gerakan yang perlu didukung oleh semua pihak sebab gerakan ini adalah sebuah penyadaran akan pentingnya membaca dan menulis bagi seorang guru dengan membaca maka guru akan menyelami dunia pengetahuan dan dengan menulis guru bisa mengungkapkan gagasan, pengalaman, dan dunia keilmuan yang diselaminya. Sebuah proyek mercusuar yang akan banyak memberikan warna dan perubahan bagi guru yang berarti akan mewarnai dunia pendidikan. Sayang ide-ide semacam tidak muncul dari para penentu kebijakan pendidikan yang ada di dalam birokrasi pemerintahan.(Sumenep, 22 Maret 2013)

Tidak ada komentar: