Kumpulan Tulisan ' Ibu,I,m Online" Karya Siswa SMA Negeri 1 Sumenep |
oleh: Hidayat Raharja
Membaca dan menulis adalah kebutuhan pokok bagi
seorang guru.Mustahil seorang guru bisa mengembangkan wawasan keilmuannya tanpa
membaca.Mustahil seorang guru bisa mengembangkan kecakapan muridnya tanpa
mengikuti perkembangan keilmuan dan ilmu pendukung yang tumbuh dan berkembang
secara dinamis. Dua kebutuhan yang menjadi tolak ukur kemampuan guru dalam
mengembangkan diri secara profesional.
Kegiatan membaca bagi seorang guru merupakan kegiatan
wajib untuk mengetahui perkembangan keilmuan yang diampukannya di dalam kelas,
sekaligus untuk bisa memberikan sesuatu yang memudahkan peserta didikuntuk bisa
memahami mata pelajaran yang diampunya. Seberapa banyak buku sumber yang
dijadikan guru sebagai pijakan dalam pembelajaran di dalam kelas atau hanya
menggantungkan buku cetakan yang dijual penerbit terhadap peserta didik di
sekolah.
Ah jangan-jangan guru kita sudah tak mengikuti
perkembangan kelimuan mata pelajaran yang diampunya. Mengapa demikian? Kita
bisa berefleksi berapa banyak guru di setiap sekolah yang membicarakan buku
terbaru yang bisa dijadikan rujukan dalam pembelajaran? Atau berapa banyak pula
di antara mereka yang merekomendasikan website yang bisa dijadikan sumber
belajar bagi peserta didiknya?
Adakalanya perlu dilakukan untuk merevitalisasi
kemampuan membaca bagi seorang guru. Sebab, kebiasaan membaca tersebut akan
menjadi suatu stimulan baginya ketika mengajak atau meminta murid-muridnya
untuk membaca. Ajakan seseorang akan memiliki efek yang berpengaruh jika si
pengajak telah melakukan dan merasakan apa yang dianjurkannya. Ini amat
penting, kegagalan seorang murid dalam belajar seringkali ditumpukan kepada
ketidakmampuan peserta didik bukan ketidakmampuan guru dalam proses
pembelajaran. Pola pikir senantiasa menempatkan murid sebagai obyek yang
menerima kesalahan.
Membaca sebagai salah satu jalan untuk menambah
informasi memerlukan pembiasaan dan pemodelan.Artinya kegiatan membaca tersebut
dapat menular dari guru kepada murid apabila diawali dari kebiasaan guru
membaca. Dari buku-buku yang telah dibacanya guru bisa memberikan motivasi
kepada siswa mengenai apa yang diperoleh dari buku yang dibacanya.Juga bisa
mengajak siswa untuk melaporkan atau menceritakan buku apa yang telah
dibacanya.Apalagi guru memberikan rekomendasi kepada siswa mengenai buku
tertentu yang berhubungan dengan mata pelajaran yang diampunya,misalnya.
Sayang, gerakan semacam ini sepertinya sulit
dilakukan. Berbagai ancaman hadir di hadapan guru dan siswa, televisi yang bertamu
selama dua puluh empat jam nonstop. Alat telekomunikasi mengajak kita
menghamburkan waktu pada hal-hal yang tak penting. Juga budaya dan pembiasaan
memanfaatkan ruang perpustakaan di sekolah masih belum maksimal. Perlu ada
gerakan yang mengajak guru untuk membaca buku sebagai sumber pengatahuan.
Sebab,buku bagi guru dan juga murid ibarat makanan yang akan menambah energi
pengetahuan mereka. Buku kebutuhan sandang mereka.bagaimana merekamenjadi buku
sebagai sebuah gaya hidupyang akan membiasakan mereka belanja buku – bukan
hanya belanja pakaian dan kendaraan yang selamaini dipandang sebagai status
sosial dan keberhasilan mereka. Sementara dalam hal pembelajaran masih seperti
lagu lama “kau masih seperti yang dulu”. Apa yang diharapkan dari guru yang
tidak membaca buku?Jangan-jangan murid bisa berkembang pengetahuannya bukan
karena dimotivasi oleh guru, tetapi karena kekecewaannya terhadap pengetahuan
guru sehingga ia berselancar sendiri di dunia pengetahuan yang melaut. Saya
tetap yakin kalau guru memilikipengaruh besar terhadap perubahan belajar siswa.
Maka adanya gerakan Literasi Untuk Guru yang dilakukan
oleh dua orang guru pesantren A. Dardiri Zubairi dan M. Musthafa adalah gerakan yang perlu didukung oleh semua
pihak sebab gerakan ini adalah sebuah penyadaran akan pentingnya membaca dan
menulis bagi seorang guru dengan membaca maka guru akan menyelami dunia
pengetahuan dan dengan menulis guru bisa mengungkapkan gagasan, pengalaman, dan
dunia keilmuan yang diselaminya. Sebuah proyek mercusuar yang akan banyak
memberikan warna dan perubahan bagi guru yang berarti akan mewarnai dunia
pendidikan. Sayang ide-ide semacam tidak muncul dari para penentu kebijakan
pendidikan yang ada di dalam birokrasi pemerintahan.(Sumenep, 22 Maret 2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar