Translate

Selasa, 18 Februari 2014

Catatan Lomba Karya Tulis Ilmiah Alquran

Fatmawati, Y. Ayu Puspitasari, Sri Rizqi KUswardani
 oleh:  Hidayat Raharja
Saat mendapatkan pemberitahuan lewat SMS dari panitia LKTA (Lomba karya Tulis Ilmiah Alquran)  Universitas Brawijaya, 11 Februari 2014, hati saya sempat kaget karena tidak menyangka kerja keras tiga ssiwi yang saya dampingi selama tiga hari menuai awal keberhasilan. Ada tiga tim yang dipersiapkan, namun hanya dua tim menyelesaikan tugas secara tepat waktu. Dari dua tim hanya satu tim yang terpanggil untuk masuk ke tahap presentasi. Tiga siswi yang dipanggil antara lain: Fatmawati,  Sri Rizqi Kuswardani, Yuliana Ayu Puspitasari  dengan makalah berjudul : “Air, Tubuh dan Kehidupan”.
Kabar lengkap seluruh finalis saya dapatkan dari panitia melalui pesan inbox di facebook. Ada lima belas finalis dari berbagai wilayah di Indonesia; Pekanbaru, Banten,Jakarta, Rembang dan beberapakota di Jawa Timur.  Pengumuman finalis tersebut kemudian saya print out dan dilaporkan kepada Kepala Sekolah.  Beliau  meminta kami untuk mempersiapkan dan diminta untuk  membawa kendaraan sekolah.
Saya kabarkan kepada anak-anak kalau salah satu tim mereka terplih sebagai finalis. Mereka saya minta untuk mempersiapkan slide untuk presentasi. Namun karena ada ulangan harian merekameminta waktu untuk  memyelesaikan tugas setelah ulangan. Hari rabu (12 Februari 2014) mereka baru membuat slide untuk presentasi, dan melakukan revisi beberapa bagian makalah.  Mereka akan latihan presentasi pada hari kamis, 13 Februari 2014. Saya sepakati permintaan mereka, karena memang minggu-minggu ini banyak ulangan harian.
 
Tiga orang Dewan Juri dari UIN Malang
Kamis, Siang harin (13 Februari 2014) kami dampingi anak-anak  mengajak latihan presentasi. Saya minta satu-satu untuk melakukan presentasi, untuk menentukan siapa yang menjadi pembicara utama dan pendamping. Dari hasil presentasi diputuskan pembicara utamanya Fatmawati, sedangkan yang membuka  Sri Rizqi Kuswardani,  dan yang  mengakhiri presentasi Yuliana Ayu Puspitasari.  Usai latihan pertama sore harinya saya ajak mereka latihan lagi di rumah. Mereka sepakat latihan pukul 15.30 di rumah saya.
Untuk persiapan keberangkatan di hari jumat malam, saya menghubungi Bapak Aprik kawan guru yang diberi  tanggungjawab untuk mengantarkan siswa atau guru saat melaksanakan tugas dinas ke luar kota.   Ternyata pada hari jadwalnya kosong dan mobil sekolah tidak ada yang menggunakannya.
Siang agak mendung, gumpalan awan kelabu memenuhi langit kota Sumenep.  Tidak lama dari waktu yang disepakati, Rizqi datang sementara saya masih bersiap untuk sholat ashar, sesaat kemudian Ayu dan Fatma.  Latihan berlangsung lancar, dengan posisi Rizqi sebagai pembuka, Fatma sebagai pembicara utama, dan Ayu sebagai penutup presentasi.
Jam menunjukkan pukul 16.30 dan gerimis mulai turun. Saya minta mereka pindah dari teras rumah ke ruang tamu. Saya minta merekapulang setelah hujan reda. Hujan makin deras dan langit makin gelap sampai kumandang adzan maghrib  hujan juga belum reda. 
Usai sholat maghrib, mereka minta kembali latihan dan  simulasi kemungkinan-kemungkinan  yang akan dipertanyakan oleh Dewan Juri. Saya hanya menargetkan mereka bisa melakukan presentasi sebaik-baiknya dan mereka mendapat undian di nomor awal untuk melakukan presentasi. Keinginan ini, bermaksud supaya persiapan mereka tidak banyak dipengaruhi oleh presentasi tim dari sekolah lain. Sampai waktu isyak tiba, hujan agak reda,namun gerimis masih terasa berguguraan di atap rumah. Ternyata Rizqi dan Ayu sudah dikontak orang tuanya untuk pulang. Jarak rumah Ayu dan Rizqi sekitar 10 km. Mereka akan dijemput orang tuanya dengan menggunakan mobil, dan sepedanya dititipkan di rumah. Namun keputusannya mereka tetap naik sepeda motor berboncengan dan sepeda Rizqi dititipkan di rumah. Sementara orangtua mereka akan mengikuti mereka dari belakang.
 
Fathor Rahman,Ketua Panitia LKTA Universitas Brawijaya
Jumat,  14 Februari 2014. Seperti biasanya jadwalsaya masukkelas jamke-2  pukul 07.45. Kebetulan masuk di kelas XII IPA 3, tempat tiga orang siswa  yang akan mengikuti presentasi di Universitas Brawijaya- Malang. Usai ngajar ketiga siswa minta ijin untuk mempersiapkan latihan sendiri,karena malamharinya pukul 21.30 berangkat ke Malang. Siang saya merencanakan untuk beristirahat, namun  ternyata tidak bisa tidur nyenyak. Sampai sore saya hanya membaca buku dan nonton televisi. Sore hari, saya belanja minuman dan makanan kecil untuk bekal perjalanan.
Pukul 21.15 menit, Fatmawati datang diantar kakaknya. Saya mempersiapkan tas, kamera dan makanan kecil dan menutup pintu rumah serta mematikan lampu. Saya menungu jemputan pakAprik. Tidak lama menunggu pukul 21.30 mobil APV bertuliskan SMA Negeri 1 Sumenepdikemudikan pak Aprik datang menjemput. Kami berkemas memasukkan tas ke bagasi. Saya duduk di depan, di sisi kiri pengemudi dan anak-anak duduk di kursi tengah sedangkan di kursi belakang, pak Wildan ikut bersamakarena ada workshop Pelatih Futsal.
Mobil meninggalkan pekarangan rumah,malam  mulaisepi, karena jam sepertiini penguhuni perumahan sudah berdiam di dalam rumah, ada yang istirahat tidur, atau sebagian lagi menonton acara televisi. Mobil berbelok ke kanan menuju  gerbang perumahan Bumi Sumekar Asri, berbelok ke kiri ke arah kantor pemkab. Baru keluar gari gerbang perumahan saya rasa ada sesuatu yang tertinggal. Sekantung makanan dan minuman yang tadi dibeli di Indomaret.  Saya meminta tolong  pengemudi untuk membalikkan arah mobil  kembali ke rumah. Ternyata bungkusan itu masih tergelatak di depan pagar rumah.

Ternyata pak Wildan sudah menunggu di depan Kantor bank BCA. Mobil berhenti dan pakWildan bersama temannya naik dan duduk di kursi belakang. Kami isi bensin di pom bensin Kolor. Usai ngisi perjalanan lanjut untuk menjemput Ayu dan Ririz di daerah Saronggi. Ririz dan Ayu diantar oleh orangtuanya di pertigaan pasar Saronggi. Saya turun berpamitan kepada kedua orangtua siswa, dan kembali naik melanjutkan perjalanan. Jalanan lengang dan di langit secuil bintang mengintip dari balik kegelapan.
Sepanjang perjalanan rencananya saya ingin meminta anak-anak untuk melakukan presentasi, tetapi kelihatannya mereka pada capai. Mereka terlelap.
Rasa capai mulai terasa, karena siang hari tidak berisitirahat, namun  saya coba bertahan melawan kantuk  untuk menemani pak Aprik yang mengemudikan kendaraan. Sambilmendengarkn lagu dari radiobobil,kami berbagi cerita tentang musibah gunung Kelud. Beberapakendaraan yang berpapasan dengan kami, tampak bodi mobilnya dipenuhi debu. Tetapi informasi yang kami terimadari SMS panitia, Malang aman dari hujan abu. Sepanjang perjalanan terlihat laut menghampar dan lampu-lampu perahu nelayan berpendar di tengah lautan. Takterasa perjalanan sudah sampai ke jembatan Suramadu – Membayar tol dan  memasuki jembatan yang tiangnya berwarna warani ditimpa cahaya lampu.
Jam digital di mobil menunjukkan 01.15 wib, namun ketika saya cek di HP menunjukkan angka 00.15. Selisih satu jam, ternyata memang lebih cepat satu jam.
Perjalanan terus melaju lewat tolmenuju arah kota Malang. Saya sudah tidak kuat menahan kantuk, kelopak mata mulai luruh dan terpejam. Sesekali terbangun karena mobil ngerem saat berpapasan dengan mobil truk yang ada di depan. Saya pulas tertidur. Saya terbangun ketika mobil berhenti didekat pom bensi sebelum masukkota Malang, menurunkan pak Wildan yang akan dijemput temannya untuk menuju ke tempat workshop. Pukul 02.30 mobil sampai di masjid Jamik Kota Malang. Pintu masih tertutup rapat. Mobil diparkir memanjang dan kami beristirahat di mobil sambil menunggu waktu subuh tiba.
Adzan subuh membangunkan tidur, saya dan anak-anak berkemas untuk mandi dan sholat. Namun, ternyata dua anak saya tidak mandi, karena sedang berhalangan sholat sehingga tidak memasuki masjid.
Usai sholat  kami bertegur sapa dengan dua orang guru dari Pamekasan yang tengah menempuh studi di UNISMA. Mereka mengendarai mobil Grand Livina – dengan tulisna di bodi samping kanan” Aby nd Geng”. Saya tersenyum membaca tulisan di bodi mobilnya, guru gaul. Ternyata mereka rombongan dua mobil mengantar guru-guru yang melanjutkan studi Pascasarjana. Konon, mereka berbondong-bondong menempuh studi S2 karena ada kabar di kota Pamekasan bahwa pada tahun yang akan datang guru penerima tunjangan sertifikasi harus berpendiikan S-2.  Sehingga tutur mereka, yang penting mempunyai ijazah S-2. Saya malu mendengar tuturan mereka.
Ashabil Firdaus -satu-sataunya peserta dari SMPN 1 Sumenep

Sabtu, 15 Februari 2014 - Pukul 05.30. Perjalanan dilanjutkan ke lokasi Universitas Brawijaya tempat penyelenggaraan lomba.  Kota masih remang,  melewati Kampus Universitas Negeri Malang (UM), kemudian berbelok dan memasuki gerbang  Universitas Brawijaya.Bangunan gedung yang megah tertata rapi dan indah.  Saya coba hubungi  panitia,ternyata mereka tidak merespon. Saya coba hubungi lagi ternyata panitia tidak ada di  lokasi lomba. Saya ajak pak Aprik untuk menuju masjid Kampus.  Mobil berbalik arah dan belok kiri  menuju Masjid.  Ternyata di Masjid tengah ada pelatihan  mengenai manejemen emosional dan spiritual. Kami tanya letak kamar mandi pada petugas kebersihan di sekitar masjid.
            “Ada di dalam melewati panggung.” Jawab salah seorang darimereka sambil menunjuk arah pintu masuk ke dalam masjid.
Kami senang,  terutama tiga siswi yang belum sempat mandi dan ganti pakaian. Wajah mereka gembira menemukan kamar mandi. Namun tak lama   mereka keluar lagi, ngeluh aliran airnya sangat kecil, sehingga tak mungkin untuk mandi bergantian terlalu lama, waktu sudah menunjukkan pukul enam lewat beberapa menit.
Anak-anak gelisah,sementara kami sudah lapor ke panitia mau numpang mandi dan ganti pakaian,namun belum ada respon. Pak Aprik mengambil inisiatif untuk menuju masjid kampus UM.
            “Ada kamar mandi?” Tanya saya
            “Ada.Kita kesana.” Sahut pak Aprik sambil mengemudikan kendaraan menuju  arah kampus UM.
            Kami menuju masjid  Kampus  UM. Di sana ada kegiatan pelatihan kader. Kendaraan ditepikan, diparkir di jalan depan masjid, dan anak-anak membawa perlengakapan mandi menuju masjid. Ternyata saat menunggu anak-anak mandi dan ganti pakaian seragam panitia menghubungi saya dan menanyakan posisi kami.  Saya balas sms nya kalau kami sedang mandi di masjid kampus UM.
            Usai mandi ketiga anaksaya terlihat segar dan cantik. 
            “Langsung ke UB,Pak?” tanya diantara mereka
            “Kita cari sarapan pagi dulu, baru ke kampus.”
            “Dimana pak Prik?”
            “Ada di pinggir  jalan raya, tidak apa-apa?”
            “Tidak masalah,yang penting bersih dan sehat.”
Mobil melaju ke arah Universitas Brawijaya, dan di depan SMK 2 Malang ada mobil carry , di kaca belakangnya digantung tulisan jual  nasi pecel Blitar.
            Mobil berhenti dan menepi. Ternyata banyak juga yang sarapan pagi saat kami datang tengah melayani tujuh orang pegawai kantoran. Kami pesanlima porsi dua pedas dan tiga yang lain tidak pakai sambal. Sarapan pagi yang nikmat, makan sambil membelakangi jalan raya yang mulai ramai. Nanak-anak berseragam lalu lalang memasuki gerbang sekolah yang ada di seberang jalan.
            Setelah sarapan kami menuju ke kampus Universitas Brawijaya.Ternyata sudah ada tim dariskeolah lain yang datang. Kami bertemu dengan alumni Fathor Rahman –ketua panitia yang mengajak kami untuk menuju ke gedung A di lantai 3 tempat presentasi akan dilakukan.      
Ruangan yang nyaman dengan posisi tempat duduk berbantukhuruf U  dengan undakan berussun tiga ke belakang.  Di salah satu dinding ruangan  layar dibentang dan di bawahnya meja presentasi  disiapkan serta di seberangnya meja juri berhadap-hadapan dengan meja peserta yang tengah melakukan presentasi.
Para peserta diminta mengisi daftar hadir kemudian mengambil nomor undian untuk presentasi.Kami dapat nomor undi  4 yang berarti presentasi yang ke empat. Pas  seperti yang diharapkan anak-anak.
*****

2 komentar:

Najib Amrullah mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Najib Amrullah mengatakan...

tujuan sebenarnya dari sebuah Pendidikan atau sekolah adalah bukan hanya bisa mengasah otak untuk kemudian menjadi insan yang mampu berfikir yang awalnya tidak tahu menjadi tahu terhadap sesuatu,tetapi juga bagaimana sebuah pendidikan berperan mendidik hati agar mampu melaksanakan hal hal yang baik di antara yang buruk. Mungkin otak yang pintar mampu membedakan mana yang baik dan buruk.tetapi hatilah yang akan bersikap menentukan utk melaksanakan salah satu dari keduanya.hati yang bersih akan memilih yang baik.karna tidak sedikit kita temui orang orang yang yang hanya tahu tentang baik buruknya tapi mereka mengambil jalan yang buruk.ini akibat dari pembiaran hati yang tetap kotor. Sehingga sprt contoh diatas bahwa tujuan dari menuntut ilmu di jenjang S2 adalah untuk mendapatkan ijazah S2 agar meraih keuntungan y banyak nantinya.kalau gurunya sudah seperti itu tentu nanti muridnya tidak jauh berbeda.pangkat tinggi tapi sebenarnya ilmunya kosong.pintar tapi hati rusak sehingga mudah disuap.Ali bin Abi Thalib mengatakan ilmu yang akan menjaga kita.sedangkan harta, kitalah yang menjaganya.
Alhamdulillah. Sungguh bangga rasanya bisa mengharumkan nama baik Sekolah Pendidikan Sumenep.
Walaupun sy bukan salah satu siswa di sekolah sana, sebagai orang saronggi sy ikut bangga.
Tapi bagaimana hasil finalisnya?dari sumenepkah yang juara?