Fatmawati, Y. Ayu Puspitasari, Sri Rizqi KUswardani |
oleh: Hidayat Raharja
Saat
mendapatkan pemberitahuan lewat SMS dari panitia LKTA (Lomba karya Tulis Ilmiah
Alquran) Universitas Brawijaya, 11
Februari 2014, hati saya sempat kaget karena tidak menyangka kerja keras tiga
ssiwi yang saya dampingi selama tiga hari menuai awal keberhasilan. Ada tiga
tim yang dipersiapkan, namun hanya dua tim menyelesaikan tugas secara tepat
waktu. Dari dua tim hanya satu tim yang terpanggil untuk masuk ke tahap
presentasi. Tiga siswi yang dipanggil antara lain: Fatmawati, Sri Rizqi Kuswardani, Yuliana Ayu
Puspitasari dengan makalah berjudul :
“Air, Tubuh dan Kehidupan”.
Kabar
lengkap seluruh finalis saya dapatkan dari panitia melalui pesan inbox di
facebook. Ada lima belas finalis dari berbagai wilayah di Indonesia; Pekanbaru,
Banten,Jakarta, Rembang dan beberapakota di Jawa Timur. Pengumuman finalis tersebut kemudian saya print out dan dilaporkan kepada Kepala
Sekolah. Beliau meminta kami untuk mempersiapkan dan diminta
untuk membawa kendaraan sekolah.
Saya kabarkan kepada
anak-anak kalau salah satu tim mereka terplih sebagai finalis. Mereka saya
minta untuk mempersiapkan slide untuk presentasi. Namun karena ada ulangan
harian merekameminta waktu untuk
memyelesaikan tugas setelah ulangan. Hari rabu (12 Februari 2014) mereka
baru membuat slide untuk presentasi, dan melakukan revisi beberapa bagian
makalah. Mereka akan latihan presentasi
pada hari kamis, 13 Februari 2014. Saya sepakati permintaan mereka, karena
memang minggu-minggu ini banyak ulangan harian.
Kamis, Siang harin (13
Februari 2014) kami dampingi anak-anak
mengajak latihan presentasi. Saya minta satu-satu untuk melakukan
presentasi, untuk menentukan siapa yang menjadi pembicara utama dan pendamping.
Dari hasil presentasi diputuskan pembicara utamanya Fatmawati, sedangkan yang
membuka Sri Rizqi Kuswardani, dan yang
mengakhiri presentasi Yuliana Ayu Puspitasari. Usai latihan pertama sore harinya saya ajak
mereka latihan lagi di rumah. Mereka sepakat latihan pukul 15.30 di rumah saya.
Untuk persiapan
keberangkatan di hari jumat malam, saya menghubungi Bapak Aprik kawan guru yang
diberi tanggungjawab untuk mengantarkan
siswa atau guru saat melaksanakan tugas dinas ke luar kota. Ternyata pada hari jadwalnya kosong dan mobil
sekolah tidak ada yang menggunakannya.
Siang agak mendung, gumpalan awan kelabu memenuhi langit kota
Sumenep. Tidak lama dari waktu yang
disepakati, Rizqi datang sementara saya masih bersiap untuk sholat ashar,
sesaat kemudian Ayu dan Fatma. Latihan
berlangsung lancar, dengan posisi Rizqi sebagai pembuka, Fatma sebagai
pembicara utama, dan Ayu sebagai penutup presentasi.
Jam menunjukkan pukul 16.30
dan gerimis mulai turun. Saya minta mereka pindah dari teras rumah ke ruang
tamu. Saya minta merekapulang setelah hujan reda. Hujan makin deras dan langit
makin gelap sampai kumandang adzan maghrib
hujan juga belum reda.
Usai sholat maghrib,
mereka minta kembali latihan dan
simulasi kemungkinan-kemungkinan
yang akan dipertanyakan oleh Dewan Juri. Saya hanya menargetkan mereka
bisa melakukan presentasi sebaik-baiknya dan mereka mendapat undian di nomor
awal untuk melakukan presentasi. Keinginan ini, bermaksud supaya persiapan
mereka tidak banyak dipengaruhi oleh presentasi tim dari sekolah lain. Sampai
waktu isyak tiba, hujan agak reda,namun gerimis masih terasa berguguraan di
atap rumah. Ternyata Rizqi dan Ayu sudah dikontak orang tuanya untuk pulang.
Jarak rumah Ayu dan Rizqi sekitar 10 km. Mereka akan dijemput orang tuanya
dengan menggunakan mobil, dan sepedanya dititipkan di rumah. Namun keputusannya
mereka tetap naik sepeda motor berboncengan dan sepeda Rizqi dititipkan di
rumah. Sementara orangtua mereka akan mengikuti mereka dari belakang.
Jumat, 14 Februari 2014. Seperti biasanya jadwalsaya
masukkelas jamke-2 pukul 07.45.
Kebetulan masuk di kelas XII IPA 3, tempat tiga orang siswa yang akan mengikuti presentasi di Universitas
Brawijaya- Malang. Usai ngajar ketiga siswa minta ijin untuk mempersiapkan
latihan sendiri,karena malamharinya pukul 21.30 berangkat ke Malang. Siang saya
merencanakan untuk beristirahat, namun
ternyata tidak bisa tidur nyenyak. Sampai sore saya hanya membaca buku
dan nonton televisi. Sore hari, saya belanja minuman dan makanan kecil untuk
bekal perjalanan.
Pukul 21.15 menit,
Fatmawati datang diantar kakaknya. Saya mempersiapkan tas, kamera dan makanan
kecil dan menutup pintu rumah serta mematikan lampu. Saya menungu jemputan
pakAprik. Tidak lama menunggu pukul 21.30 mobil APV bertuliskan SMA Negeri 1
Sumenepdikemudikan pak Aprik datang menjemput. Kami berkemas memasukkan tas ke
bagasi. Saya duduk di depan, di sisi kiri pengemudi dan anak-anak duduk di
kursi tengah sedangkan di kursi belakang, pak Wildan ikut bersamakarena ada
workshop Pelatih Futsal.
Mobil meninggalkan
pekarangan rumah,malam mulaisepi, karena
jam sepertiini penguhuni perumahan sudah berdiam di dalam rumah, ada yang
istirahat tidur, atau sebagian lagi menonton acara televisi. Mobil berbelok ke
kanan menuju gerbang perumahan Bumi
Sumekar Asri, berbelok ke kiri ke arah kantor pemkab. Baru keluar gari gerbang
perumahan saya rasa ada sesuatu yang tertinggal. Sekantung makanan dan minuman
yang tadi dibeli di Indomaret. Saya
meminta tolong pengemudi untuk
membalikkan arah mobil kembali ke rumah.
Ternyata bungkusan itu masih tergelatak di depan pagar rumah.
Ternyata pak Wildan
sudah menunggu di depan Kantor bank BCA. Mobil berhenti dan pakWildan bersama
temannya naik dan duduk di kursi belakang. Kami isi bensin di pom bensin Kolor.
Usai ngisi perjalanan lanjut untuk menjemput Ayu dan Ririz di daerah Saronggi.
Ririz dan Ayu diantar oleh orangtuanya di pertigaan pasar Saronggi. Saya turun
berpamitan kepada kedua orangtua siswa, dan kembali naik melanjutkan
perjalanan. Jalanan lengang dan di langit secuil bintang mengintip dari balik
kegelapan.
Sepanjang perjalanan
rencananya saya ingin meminta anak-anak untuk melakukan presentasi, tetapi
kelihatannya mereka pada capai. Mereka terlelap.
Rasa capai mulai terasa,
karena siang hari tidak berisitirahat, namun
saya coba bertahan melawan kantuk
untuk menemani pak Aprik yang mengemudikan kendaraan. Sambilmendengarkn lagu
dari radiobobil,kami berbagi cerita tentang musibah gunung Kelud.
Beberapakendaraan yang berpapasan dengan kami, tampak bodi mobilnya dipenuhi
debu. Tetapi informasi yang kami terimadari SMS panitia, Malang aman dari hujan
abu. Sepanjang perjalanan terlihat laut menghampar dan lampu-lampu perahu
nelayan berpendar di tengah lautan. Takterasa perjalanan sudah sampai ke
jembatan Suramadu – Membayar tol dan
memasuki jembatan yang tiangnya berwarna warani ditimpa cahaya lampu.
Jam digital di mobil
menunjukkan 01.15 wib, namun ketika saya cek di HP menunjukkan angka 00.15.
Selisih satu jam, ternyata memang lebih cepat satu jam.
Perjalanan terus melaju
lewat tolmenuju arah kota Malang. Saya sudah tidak kuat menahan kantuk, kelopak
mata mulai luruh dan terpejam. Sesekali terbangun karena mobil ngerem saat
berpapasan dengan mobil truk yang ada di depan. Saya pulas tertidur. Saya
terbangun ketika mobil berhenti didekat pom bensi sebelum masukkota Malang,
menurunkan pak Wildan yang akan dijemput temannya untuk menuju ke tempat
workshop. Pukul 02.30 mobil sampai di masjid Jamik Kota Malang. Pintu masih
tertutup rapat. Mobil diparkir memanjang dan kami beristirahat di mobil sambil
menunggu waktu subuh tiba.
Adzan subuh membangunkan
tidur, saya dan anak-anak berkemas untuk mandi dan sholat. Namun, ternyata dua
anak saya tidak mandi, karena sedang berhalangan sholat sehingga tidak memasuki
masjid.
Usai sholat kami bertegur sapa dengan dua orang guru dari
Pamekasan yang tengah menempuh studi di UNISMA. Mereka mengendarai mobil Grand
Livina – dengan tulisna di bodi samping kanan” Aby nd Geng”. Saya tersenyum membaca tulisan di bodi mobilnya, guru
gaul. Ternyata mereka rombongan dua mobil mengantar guru-guru yang melanjutkan
studi Pascasarjana. Konon, mereka berbondong-bondong menempuh studi S2 karena
ada kabar di kota Pamekasan bahwa pada tahun yang akan datang guru penerima
tunjangan sertifikasi harus berpendiikan S-2.
Sehingga tutur mereka, yang penting mempunyai ijazah S-2. Saya malu
mendengar tuturan mereka.
Ashabil Firdaus -satu-sataunya peserta dari SMPN 1 Sumenep |
Sabtu, 15 Februari 2014 - Pukul 05.30. Perjalanan dilanjutkan
ke lokasi Universitas Brawijaya tempat penyelenggaraan lomba. Kota masih remang, melewati Kampus Universitas Negeri Malang
(UM), kemudian berbelok dan memasuki gerbang
Universitas Brawijaya.Bangunan gedung yang megah tertata rapi dan
indah. Saya coba hubungi panitia,ternyata mereka tidak merespon. Saya
coba hubungi lagi ternyata panitia tidak ada di
lokasi lomba. Saya ajak pak Aprik untuk menuju masjid Kampus. Mobil berbalik arah dan belok kiri menuju Masjid. Ternyata di Masjid tengah ada pelatihan mengenai manejemen emosional dan spiritual.
Kami tanya letak kamar mandi pada petugas kebersihan di sekitar masjid.
“Ada di dalam melewati
panggung.” Jawab salah seorang darimereka sambil menunjuk arah pintu masuk ke
dalam masjid.
Kami senang, terutama tiga siswi
yang belum sempat mandi dan ganti pakaian. Wajah mereka gembira menemukan kamar
mandi. Namun tak lama mereka keluar
lagi, ngeluh aliran airnya sangat kecil, sehingga tak mungkin untuk mandi
bergantian terlalu lama, waktu sudah menunjukkan pukul enam lewat beberapa
menit.
Anak-anak gelisah,sementara kami sudah lapor ke panitia mau
numpang mandi dan ganti pakaian,namun belum ada respon. Pak Aprik mengambil
inisiatif untuk menuju masjid kampus UM.
“Ada kamar mandi?” Tanya
saya
“Ada.Kita kesana.” Sahut
pak Aprik sambil mengemudikan kendaraan menuju
arah kampus UM.
Kami
menuju masjid Kampus UM. Di sana ada kegiatan pelatihan kader. Kendaraan
ditepikan, diparkir di jalan depan masjid, dan anak-anak membawa perlengakapan
mandi menuju masjid. Ternyata saat menunggu anak-anak mandi dan ganti pakaian
seragam panitia menghubungi saya dan menanyakan posisi kami. Saya balas sms nya kalau kami sedang mandi di
masjid kampus UM.
Usai mandi
ketiga anaksaya terlihat segar dan cantik.
“Langsung ke
UB,Pak?” tanya diantara mereka
“Kita cari
sarapan pagi dulu, baru ke kampus.”
“Dimana pak
Prik?”
“Ada di
pinggir jalan raya, tidak apa-apa?”
“Tidak
masalah,yang penting bersih dan sehat.”
Mobil melaju ke arah Universitas Brawijaya, dan di depan SMK
2 Malang ada mobil carry , di kaca belakangnya digantung tulisan jual nasi pecel Blitar.
Mobil
berhenti dan menepi. Ternyata banyak juga yang sarapan pagi saat kami datang
tengah melayani tujuh orang pegawai kantoran. Kami pesanlima porsi dua pedas
dan tiga yang lain tidak pakai sambal. Sarapan pagi yang nikmat, makan sambil
membelakangi jalan raya yang mulai ramai. Nanak-anak berseragam lalu lalang
memasuki gerbang sekolah yang ada di seberang jalan.
Setelah
sarapan kami menuju ke kampus Universitas Brawijaya.Ternyata sudah ada tim
dariskeolah lain yang datang. Kami bertemu dengan alumni Fathor Rahman –ketua
panitia yang mengajak kami untuk menuju ke gedung A di lantai 3 tempat
presentasi akan dilakukan.
Ruangan yang nyaman dengan posisi tempat duduk berbantukhuruf
U dengan undakan berussun tiga ke
belakang. Di salah satu dinding
ruangan layar dibentang dan di bawahnya
meja presentasi disiapkan serta di
seberangnya meja juri berhadap-hadapan dengan meja peserta yang tengah
melakukan presentasi.
Para peserta diminta mengisi daftar hadir kemudian mengambil
nomor undian untuk presentasi.Kami dapat nomor undi 4 yang berarti presentasi yang ke empat.
Pas seperti yang diharapkan anak-anak.
*****
2 komentar:
tujuan sebenarnya dari sebuah Pendidikan atau sekolah adalah bukan hanya bisa mengasah otak untuk kemudian menjadi insan yang mampu berfikir yang awalnya tidak tahu menjadi tahu terhadap sesuatu,tetapi juga bagaimana sebuah pendidikan berperan mendidik hati agar mampu melaksanakan hal hal yang baik di antara yang buruk. Mungkin otak yang pintar mampu membedakan mana yang baik dan buruk.tetapi hatilah yang akan bersikap menentukan utk melaksanakan salah satu dari keduanya.hati yang bersih akan memilih yang baik.karna tidak sedikit kita temui orang orang yang yang hanya tahu tentang baik buruknya tapi mereka mengambil jalan yang buruk.ini akibat dari pembiaran hati yang tetap kotor. Sehingga sprt contoh diatas bahwa tujuan dari menuntut ilmu di jenjang S2 adalah untuk mendapatkan ijazah S2 agar meraih keuntungan y banyak nantinya.kalau gurunya sudah seperti itu tentu nanti muridnya tidak jauh berbeda.pangkat tinggi tapi sebenarnya ilmunya kosong.pintar tapi hati rusak sehingga mudah disuap.Ali bin Abi Thalib mengatakan ilmu yang akan menjaga kita.sedangkan harta, kitalah yang menjaganya.
Alhamdulillah. Sungguh bangga rasanya bisa mengharumkan nama baik Sekolah Pendidikan Sumenep.
Walaupun sy bukan salah satu siswa di sekolah sana, sebagai orang saronggi sy ikut bangga.
Tapi bagaimana hasil finalisnya?dari sumenepkah yang juara?
Posting Komentar