:Mengintip Ruang dan Gedung dari Lubang Kaleng Bekas
#2
Tiga bulan tidak bermain
dengan Kamera Lubang Jarum, anak-anakku yang kini berada di kelas XI IPA mengajak untuk kembali melakukan
kegiatan. Semula kegiatan ini aku lakukan untuk memberikan “lifeskill” pada mata pelajaran biologi konsep “Alat Indera” tepatnya indera penglihatan. Dengan modal kertas foto
merek”Lucky” dan membeli obat pengembang atau
developer “Super Broom”dan penguat “ Acifix”. Jadilah aneka foto dengan
bermodalkan kamera yang terbuat dari kaleng bekas.
*****
Seminggu yang lalu salah
seorang siswa kelas XI IPA 7 mendatangiku untuk kembali bermain kamera lubang
jarum. Kami bikin jadwal kerja dan mempersiapkan kebutuhan untuk kembali
bekerja. Uang sisa pembayaran LKS Biologi yang ada di bendahara yang belum sempat kuambil, kuberikan pada mereka untuk belanja kertas
dan bahan kimia pengembang dan penguat. Satu dos kertas foto Hitam Putih
“Merit” seharga Rp.110.000,- (seratus
sepuluh ribu rupiah) dan bahan kimia “Superbroom” dan “Acifix” seharga
Rp.30.000,- (tiga puluh ribu rupiah). Ini
harga di kota Sumenep, kadang harganya tidak stabil mengikuti nilai tukar
Dolar.
Bahan-bahan itu disiapkan siswa. Bahan kimiawinya
dijadikan larutan sesuai dengan petunjuk yang ada dalam brosur. Berdasar
musyawarah dengan sekitar 20 orang siswa yang masih antusias untuk berlubang
jarumria, disepakati pengambilan gambar akan dilakukan pada hari sabtu (16
September 2012). Pengambilan gambar dilakukan setelah jam pelajaran berakhir
yaitu pukul 11.15.
Aku mengumpulkan mereka dalam ruangan laboratorium
biologi. Mereka sudah tidak sabar untuk segera mengambil gambar. Aku evaluasi
sebentar mengenai hasil kerja mereka pada kegiatan pertama (tiga bulan yang
lalu), di antaranya; pertama, obyek gambar
banyak yang tidak jelas (kabur), karena lubang kamera terlalu besar. Kedua, gambar obyek terlalu gelap yang
menandakan waktu penyinaran (bukaan) kamera terlalu lama. Pada saat itu bekerja
di pagi hari sekitar jam sembilan dengan bukaan lubang antara 4 sampai 6 detik.
Ketiga, ada beberapa foto yang warna
pudar kuning kecoklatan. Kerusakan yang disebabkan oleh proses perendaman dalam
penguat yang terlalu cepat dan pembilasan kurang bersih.
Setelah berkemas-kemas, kami mencari ruang yang akan
diajdikan kamar gelap. Diputuskan ada ruangan server yang lagi kosong karena
akan direhab kemudian diputuskan untuk disulap sebagai ruang gelap. Hanya dalam
beberapa menit celah-celah yang memantulkan cahaya ditutup dengan kertas koran.
Ruangan berubah jadi gelap. Cairan Pengembang, stoper dan penguat di disiapkan
dan ada empat orang siswa yang menjadi sukarelawan dalam ruangan gelap untuk
membuka tutup kaleng dan memasukkan kertas, dan dua orang lainnya bertugas
untuk mencuci kertas foto.
Ada dua kertas dijadikan ujicoba untuk mengukur
kepekaan kertas. Dua siswa mencoba mengambil obyek dengan bukaan 4 detik. Jam
digital di handphone menunjukkan
pukul 12.15 WIB. Selesai megambil obyek gambar percobaan tersebut dibawa
keruang gelap untuk dicuci ke dalam larutan pengembang, setelah beberapa menit,
hasil foto terlihat gelap yang menandakan waktu bukaan kamera terlalu lama.
Dalam suasana siang yang terik saat itu diputuskan waktu bukaan tak lebih dari
dua detik. Beberapa siswa kembali antre di depan ruang gelap menyerahkan kaleng
untuk segera diisi dengan kertas foto.
Secara berkelompok mereka mencari obyek di sekitar
lingkungan sekolah, menara kantor telkom dan gedung KONI.Terik matahari tidak
mereka rasakan yang ada keinginan untukmendapatkan hasil pemotretan yang paling
bagus. Satu dua orang siswa mengambil obyek gerbang sekolah.Mereka mengambil posisi,
mengatur jarak dan sudut pengambilan gambar. Dua detik kemudian lubang kamera
ditutup kembali dan mereka kembali ke ruang gelap. Sambil menunggu mereka
berharap cemas hasil gambar yang akan diperolehnya. Lima menit kemudian
terdenagr suara teriakan gembira karena gambar yang diperoleh dari hasil
pemotretan terlihat jelas dan bagus.
Aneka gambar yang cukup menarik dari bentuk dan sudut
pandang merupakan sebuah keunikan tersendiri dari kamera lubang jarum. Lapangan
parkir, pintu pagar bagian dalam, sudut taman,dan bangunan gedung SMA 1 jadi
gambar yang menarik setelah “diintip”dari dalam kaleng. Saking asyiknya bekerja
tidak terasa kami sudah beraktivitas sekitar 2 jam dan tidak kurang sekitar 30
foto dihasilkan siang itu. Ada rasa puas dari raut wajah mereka. Satu-dua orang
kecewa karena belum menghasilkan gambar foto yang memuaskan.
Pertemuan siang itu membawa kesepakatan untuk
menjadikan kegiatan Kamera Lubang Jarum sebagai kegiatan rutin untuk
mengembangkan hobbi dan rekreasi serta bersiapuntuk meramaikan acara Pameran
Karya siswa SMA 1 Sumenep yang akan dilaksanakan pada tanggal 29 September
2012. Kami juga berencana untuk hunting mengabadikan obyek bangunan bersejarah
di Sumenep dengan mempergunakan kaleng bekas sebagai kamera.
1 komentar:
Posting Komentar