Translate

Jumat, 21 September 2012

Pinhole Camera at School

-->
:Mengintip Ruang dan Gedung dari Lubang Kaleng Bekas
#2

Tiga bulan tidak bermain dengan Kamera Lubang Jarum, anak-anakku yang kini berada di kelas XI IPA mengajak untuk kembali melakukan kegiatan. Semula kegiatan ini aku lakukan untuk memberikan “lifeskill” pada mata pelajaran biologi konsep “Alat Indera” tepatnya indera penglihatan. Dengan modal kertas foto merek”Lucky” dan membeli obat pengembang atau developer “Super Broom”dan penguat “ Acifix”. Jadilah aneka foto dengan bermodalkan kamera yang terbuat dari kaleng bekas.
*****
Seminggu yang lalu salah seorang siswa kelas XI IPA 7 mendatangiku untuk kembali bermain kamera lubang jarum. Kami bikin jadwal kerja dan mempersiapkan kebutuhan untuk kembali bekerja. Uang sisa pembayaran LKS Biologi yang ada di bendahara yang belum sempat kuambil, kuberikan pada mereka untuk belanja kertas dan bahan kimia pengembang dan penguat. Satu dos kertas foto Hitam Putih “Merit” seharga Rp.110.000,- (seratus sepuluh ribu rupiah) dan bahan kimia “Superbroom” dan “Acifix” seharga Rp.30.000,- (tiga puluh ribu rupiah). Ini harga di kota Sumenep, kadang harganya tidak stabil mengikuti nilai tukar Dolar.
Bahan-bahan itu disiapkan siswa. Bahan kimiawinya dijadikan larutan sesuai dengan petunjuk yang ada dalam brosur. Berdasar musyawarah dengan sekitar 20 orang siswa yang masih antusias untuk berlubang jarumria, disepakati pengambilan gambar akan dilakukan pada hari sabtu (16 September 2012). Pengambilan gambar dilakukan setelah jam pelajaran berakhir yaitu pukul 11.15.
Aku mengumpulkan mereka dalam ruangan laboratorium biologi. Mereka sudah tidak sabar untuk segera mengambil gambar. Aku evaluasi sebentar mengenai hasil kerja mereka pada kegiatan pertama (tiga bulan yang lalu), di antaranya; pertama, obyek gambar banyak yang tidak jelas (kabur), karena lubang kamera terlalu besar. Kedua, gambar obyek terlalu gelap yang menandakan waktu penyinaran (bukaan) kamera terlalu lama. Pada saat itu bekerja di pagi hari sekitar jam sembilan dengan bukaan lubang antara 4 sampai 6 detik. Ketiga, ada beberapa foto yang warna pudar kuning kecoklatan. Kerusakan yang disebabkan oleh proses perendaman dalam penguat yang terlalu cepat dan pembilasan kurang bersih.
Setelah berkemas-kemas, kami mencari ruang yang akan diajdikan kamar gelap. Diputuskan ada ruangan server yang lagi kosong karena akan direhab kemudian diputuskan untuk disulap sebagai ruang gelap. Hanya dalam beberapa menit celah-celah yang memantulkan cahaya ditutup dengan kertas koran. Ruangan berubah jadi gelap. Cairan Pengembang, stoper dan penguat di disiapkan dan ada empat orang siswa yang menjadi sukarelawan dalam ruangan gelap untuk membuka tutup kaleng dan memasukkan kertas, dan dua orang lainnya bertugas untuk mencuci kertas foto.
Ada dua kertas dijadikan ujicoba untuk mengukur kepekaan kertas. Dua siswa mencoba mengambil obyek dengan bukaan 4 detik. Jam digital di handphone menunjukkan pukul 12.15 WIB. Selesai megambil obyek gambar percobaan tersebut dibawa keruang gelap untuk dicuci ke dalam larutan pengembang, setelah beberapa menit, hasil foto terlihat gelap yang menandakan waktu bukaan kamera terlalu lama. Dalam suasana siang yang terik saat itu diputuskan waktu bukaan tak lebih dari dua detik. Beberapa siswa kembali antre di depan ruang gelap menyerahkan kaleng untuk segera diisi dengan kertas foto.
Secara berkelompok mereka mencari obyek di sekitar lingkungan sekolah, menara kantor telkom dan gedung KONI.Terik matahari tidak mereka rasakan yang ada keinginan untukmendapatkan hasil pemotretan yang paling bagus. Satu dua orang siswa mengambil obyek gerbang sekolah.Mereka mengambil posisi, mengatur jarak dan sudut pengambilan gambar. Dua detik kemudian lubang kamera ditutup kembali dan mereka kembali ke ruang gelap. Sambil menunggu mereka berharap cemas hasil gambar yang akan diperolehnya. Lima menit kemudian terdenagr suara teriakan gembira karena gambar yang diperoleh dari hasil pemotretan terlihat jelas dan bagus.
Aneka gambar yang cukup menarik dari bentuk dan sudut pandang merupakan sebuah keunikan tersendiri dari kamera lubang jarum. Lapangan parkir, pintu pagar bagian dalam, sudut taman,dan bangunan gedung SMA 1 jadi gambar yang menarik setelah “diintip”dari dalam kaleng. Saking asyiknya bekerja tidak terasa kami sudah beraktivitas sekitar 2 jam dan tidak kurang sekitar 30 foto dihasilkan siang itu. Ada rasa puas dari raut wajah mereka. Satu-dua orang kecewa karena belum menghasilkan gambar foto yang memuaskan.
Pertemuan siang itu membawa kesepakatan untuk menjadikan kegiatan Kamera Lubang Jarum sebagai kegiatan rutin untuk mengembangkan hobbi dan rekreasi serta bersiapuntuk meramaikan acara Pameran Karya siswa SMA 1 Sumenep yang akan dilaksanakan pada tanggal 29 September 2012. Kami juga berencana untuk hunting mengabadikan obyek bangunan bersejarah di Sumenep dengan mempergunakan kaleng bekas sebagai kamera.

1 komentar:

Unknown mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.