Translate

Rabu, 08 Juli 2015

Kisah Cinta Marlena,Seorang Perempuan Melayu


Judul Buku          : Ayah


Pengarang          : Andrea Hirata

Penerbit              : Bentang - Yogyakarta

Tahun cetak       : Mei – 2015

Ukuran buku      : 13X 20,5

Jumlah halaman: xx + 412 hlm

ISBN                      : 978-602-291-102-9

Peresensi            : Hidayat Raharja| Guru biologi, penikmat Fiksi

=======================================

Hubungan antara ayah dengan anak merupakan pertalian yang amat menegangkan, karena kerapkali ayah digambarkan kurang dekat dibandingkan dengan hubungan ibu dan anak.Namun tidak berarti ayah kehilangan peran dalam pengasuhan anak. Ayah ditempatkan sebagai tulang punggung keluarga  yang kerap berada di luar rumah, sehingga ibu lebih dominan dalam hubungannya dengan anak.

                “Ayah” novel terbaru Andrea Hirata (Mei, 2015) menguraikan hubungan komunikasi dan kasih sayang antara ayah dengan anak. Sebuah hubungan kasih yang kadang terasa haru namun juga heroik untuk memberikan seluruh perhatian bagi anaknya. Hubungan yang dipenuhi dengan intrik dalam rumah tangga, mengakibatkan si ayah terpisah dengan anak dan menimbulkan rindu berkepanjangan. Ada dua pola hubungan antara ayah dengan anak yang sangat menarik di dalam buku ini. Pertama, hubungan antara Markoni dengan anak bungsunya Marlena yang selalu kontroversial sehingga hari-harinya dipenuhi dengan pertengkaran. Persetruan yang mengakibatkan Marlena jadi pembangkang, sehingga pada suatu waktu mengalami hamil di luar pernikahan. Bagi berbagai masyarakat sukubangsa di Indonesia termasuk suku Melayu, peristiwa tersebut merupakan aib. Sehingga harus dicarikan jalan keluar bukan menggugurkan kandungan tetapi dengan mencari lelaki lain yang mau menikahi si gadis hamil.

                Kedua, Hubungan antara Sabari dengan Amiru yang dipanggilnya Zorro. Sabari sebagai ayah sekaligus berperan sebagai ibu bagi Zorro, karena Marlena istrinya meninggalkan dan menggugagatnya cerai. Konflik yang diperparah dengan diambilnya paksa Zorro oleh Marlena di sebuah taman kota pada saat Zorro berumur dua tahun. Peran ganda dilakoni oleh Sabari . Dalam perannya ini hubungan sabari dengan Amiru (Zorro) menjadi sangat lekat dan sulit dipisahkan. Dalam bahasa psikologis sebelummampu berkmomunikasi dengan kata-kata Amiru (Zorro) telah mampu berkomunikasi secara batindengan ayahnya (Sabari). Aroma tubuh Sabari amat dikenalnya sehingga kerap kali Zorro yang gelisah merasa tenang saat dalam rangkulan dan menghirup aroma tubuh Sabari. Hingga pada suatu hari ketika Zorro berada dalam pelarian Marlena, ketika Zorro rewel dan sulit tidur,maka Marlena menyelimutkan baju Sabari yang terbawa dalam tas Zorro saat diambilnya paksa di taman kota. Dab, Zorro bisa tenang dan terlelap.

                Konflik inilah yang membawa kisah dalam novel “Ayah” membangun narasi sosial-budaya melayu. Sebuah pengisahan yang amat menarik, karena dengan gayanya yang khas Andrea bukan hanya menjelaskan perlawanan seorang perempuan untuk menentukan dirinya sendiri (Marlena) yang berimplikasi terhadap kehidupan tardisi sosial budaya yang berkembang ditengah masyarakatnya. Juga, dengan jenaka diungkapkan pula sistem pendidikan yang amat minim atau terbatas dan perkembangan teknologi informasi yang senantiasa menemukan aktualisasinya.

                Pemberontakan Marlena untuk mandiri, menjadi dirinya sendiri merupakan hal yang sangat menarik, fenomena perempuan yang berlangsung di berbagai wilayah. Bagaimana seorang wnaita yang senantiasa dijadikan obyek dalam perkawinan dijungkirbalikkan Marlena dengan empat kali pernikahan yang dialaminya. Marlena bukan diceraikan oleh tiga suami sebelumnya tetapi menceraikannya karena merasa dikhianati. Pertama dia menolak dinikahkan paksa dengan Sabari karena tidak mencintainya. Pada hal Sabari sudah berkorban banyak untuk bisa dicintai Marlena. Lalu menikah dengan Manikam dan kemudian diceraikannya karena merasa hidup berkeluarga dengan Manikam amat monoton. Dapat diduga dan dipastikan, sehingga tidak menarik dan tak ada variasi. Lalu menikah dengan JonPirelli seorang musisi terkenal di Medan dan banyak penggemarnya. Bersama JonPirelli, Marlena merasa menemukan cinta pertama yang didambakannya,namun kemudian dikandaskannya karena JonPirelli kepergok berselingkuh dengan perempuan lain.

                Bukan hanya sebagai seorang pemberontak, Marlena juga seorang petualang dengan kesendiriannya bersamaseorang anaknya yang masih kecil dijelajahinya kota demi kota di Sumatera.  Ditinggalkannya kampung halaman yang membuatnya luka dan diarunginya laut mendatangi kota Bengkulu, Medan, sampai ke Dabo. Perjalanan seorang perempuan tangguh dan tak mengenal menyerah. Perjalanan yang membuat Amiru tumbuh sebagai anak yang lkebih dewasa dari usianya. Dengan kecerdasannya dan kemahirannya membikin puisi,maka berlahiran puisi-puisi kota yang disinggahinya.

                Marlena merupakan sosok perempuan melayu yang mandiri. Untuk membekali dirinya sebagai perepuan yang tak bergantung kepada lelaki (suami) dia menambah keterampilan mengoperasikan komputer sehingga bisa bekerja kantoran. Namun juga tidak menolak untuk menjadi tukang cuci pakaian demi mempertahankan hidup. Ia wanita yang ulet dan tangguh. Namun,di balik ketangguhannya Marlena merupakan perempuan yang sangat rapuh,karena pada akhirnya ia mengakui ketulusan cinta Sabari yang tak pernah dicintainya.

Marlena terakhir menikah dengan Amirza dan tinggal di Dabo, hingga tutup usia di tahun 2014. namun di akhir hayatnya ia minta dimakamkan di Belantik di samping makam Sabari. sehingga di akhir hayatnya ia meminta Amiru untuk menyemayamkan tubuhnya di samping makam Sabari dan kalau tak mungkin di dekatnya, serta meminta untuk menuliskan “Purnama Dua Belas” di batu nisannya. Kata-kata yang selalu diucapkan Sabari untuk dirinya (halaman 395-396).

Dialog antara Toharun dengan Bu Norma merupakan potongan dialog yang sangat naif seklaigus jenaka, bagaimana seorang siswa SMA tidak bisa menjawab seratus berapa persennya dari empat ratus? Dengan gagap Toharun menjawab empat pluh lima persen. Lebih naif lagiketika Bu Norma guru matematikanya memberikan jawaban yang benar adalah tiga puluh persen (halaman 71). Betapa sistem pendidikan kita masih diwarnai kesenjangan baik kuaitas murid  mau pun kompetensi guru. Realitas fisksi yang dibangun Andrea adalah gambaran dari sebuah fakta yang ditemukan di lingkungannya. Cermin kesenjangan pendidikan antara yang di daerah daratan dan kepulauan.

Marlena dengan hobi korespondensi melambangkan status sosial dan kondisi peradaban yang berkembang saat itu. Simbol peradaban yang masih mengandalkan surat menyurat dengan bantuan pos untuk menguhubungan antar sesama. Ketika teknologi komunikasi masih mempergunakan telpon rumah yang dikelola telkom sebagai satu-satunya alat komunikasi paling populer untuk mendekatkan jarak antar wilayah. Kini telah memudar. Teknologi informasi dan komunikasi kini telah bergerak dalam genggaman tangan dengan koneksi antar jaringan komputer lewat jejaring internet. Dalam waktu yang bersamaan kita bisa mengakses berbagai informasi dalam ruang yang sangat pribadi.

Membaca Ayah, adalah membaca kecerdasan Andrea untuk tetap menawarkan kearifan lokal ranah Sumatera juga Belitong dan kali ini desa Belantik sebagai kawasan yang sangat menarik untuk ditelusuri, dikaji,dipelajari, dan dikunjungi. Sekaligus menegaskan bahwa kita memiliki kekayaan yang berlimpah dari hubungan keluarga dan kerabat yang sangat unik dan beragam, juga kekayaan alam dan bahasa yang tak terduga. Selamat memabaca.

*penulis adalah guru biologi dan penikmat fiksi.



Tidak ada komentar: