Tak
ada yang menarik dalam sebuah lpmba cipta
puisi? Tidak
juga. Semua karya sangat menarik dengan kesungguhan kerja yang luar biasa. jika
hasilnya belum maksimal barangkali, karena faktor kebiasaan atau habit. Dapat dipastikan para peserta lomba cipta puisi jarang membaca karya-kara atau buku puisi yang bagus. Buku
bacaan mereka sangat terbatas, sehingga puisi-puisi yang mereka hasilkan sangat sederhana.
Pada saat akan mengungkap mengenai
karakter bangsa, maka bermunculan
kata-kata pahlawan, bangsa, pejuang,
pengorbanan.kata-kata yang mengungkung dan membuatnya tidak berani mencari
alternatif.
Menulis
puisi adalah sebuah kebutuhan, pembiasaan yang harus dilakukan secara
kontinyu sehingga terampil dalam pilihan diksi dan konstruksi puisi. Kebiasaan
membaca, akan memperkaya pengalaman literer. Pengalaman yang akan
memperkaya wawasan kepada karya.
Judul
adalah hal pertama yang akan mengajak
pembaca untuk menikmati puisi. Judul
laksana bungkus yang mencerminkan isitulisan. Ternyata takmudah. Betapa susah
membuat judul puisi. Jika dibandingkan dengan judul lagu, masih banyak yang lebih menarik judul
lagu. Hanya ada beberapa karya yang
mencoba mengangkat local genius.
Senandung Kampung Cakalan
Karya:
Dimas Candra Sugiarto
Aku tandai waktu,
Yang kutoreh di atas
pasir pantai
Kau sampaikan syair pada
ujung daun
Bsiikan tembang pada kulit pohon yang mengelupas
Senandung kampong
cakalan,
Tepuk tangan bocah rimba,
Jauh dari bising tape dan
televise
Aku tandai waktu
Pada busa ombak
Bercerita moral bocah
garam
Yang luput gelombang
bencana,
Tertutup hutan dan ladang
jagung
Abadi bersama batu karang
OJUNG
Karya:
Erika Meidini
Widya Agustin
Aku lihat anak nelayan
kemarin petang
Sehabis bergulat
lumpihkan angin dan gelombang
Mendayung sepike bibir
pantai
Kaki terbalut pasir
gontai
Di matanya mencicir garam
Di bopong punggung bawah
sesajen harap rindu
Sebab darahnya moral sisa
jaman batu menggumpal beku
Menolak kabur demi
selamatkan anak cucu
Rokati tanah,dulu iamasih memerah kulitnya
Berbondong mengawal senja
hari kelima
Membelai asta-asta kakek
mereka
Usirkan cumbu canda bala
bencana yang buta
Terbangkan ribu janji
mesra buat Sang Pencipta
Aku meronta di atas
sajadah lusuh
Pada hamparan langit tak
berbatas
Hutan-hutan tundukkan
kepala
Mengamini lontaran mantra
Tuhan orang desa
Sodorkan hadiah setalam
jajan rupawan
Bukan aroma sengit
televisi zaman sekarang
Atau bahkan bisik
lantunan tape usang
Tarian topeng hibur nisan
di bukit keramat
Berjingkrak kalahkan
lawan
Dicacah!
Berdarah!
Bersembahyang dekat
eyang-eyang kita
Betapa kaya budaya yang kita
miliki; budaya agraris, pesisir, perkawinan, ritual keagamaan, kelahiran,
kematian, selamatan bumi, petik laut,mauludan, syawalan,dan masih banyak yang
lain. Hamparan bahan baku kreatifitas untukdiolah menjadi bahan puisi yang akan
kita bangun. Maka keterlibatan
dalamkehidupan yang nyata, adalah pengalaman yang sangat bermakna
untukmemperkaya batin serta memperkaya wawasan kebudayaan yang akan mewarna
hidupdan karya.
Semburan peristiwa di sekitar
adalah pernik-pernik yang berletupan ke dalam benak dankadang memantik api
kreatifitas menyala dan membakar semangat. Kreatifitas yang meletupdalam ruang dan waktu seabgaipercik-percik peradaban yang menaburi
keragaman karya ditengah gempuran gaung
globalisasi yang berwarna-warni dan membutakan mata batin pada keunikan dan
kekanekaan di sekeliling.
Puisi adalah persitiwa yang
diciptakan penyair dalam sebuah raung kreatifitas yang dibuatnya nyata. Sebuah
ruang ideal bagi dunia yang kacau. Sebuah penyeimbang bagi hidup yang timpang.
Tidak ada tugas semuliapuisi untuk memulikan hidupdan manusianya, alam dan
seisinya. Hanya dengan memuliakan puisi
akan mampu menggerakkan semesta tubuh, semesta batin yang merangkum jagad raya.
Maka puisi akan beriring
dengan waktu. Dia akan menandai perputaran setiap peradaban dan bahkan tak
tertutup kemungkinan melapuinya. Puisi-puisi kekal yang dihasilkan orang-orang pilihan. Adalah
puisi-puisi yang merekammasla lalu dan masa kini namun juga masih memiliki
aktualitas dan utilitasnya di masa yang akan datang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar