(Gagal Memotret Gedung Perkantoran Beralih
ke Lingkungan Sekitar Rumah)
"Sepeda Azmil dan Nabil",2013- Hidayat Raharja |
Siang sepulang mengajar,
aku ingin mengambil gambar dengan kamera lubang jarum. Aku siapkan bekal dengan mengisi enam kamera
kaleng diisi dengan kertas foto. Enam
kamera aku masukkan dalam tas dan inginnya mengambil gedung perkantoran. Namun
sesampai di beberapa perkantoran yang megah dan baru usai direnovasi, aku tidak
jadi mengambil gambar. Pancaran sinar matahari yang membuat pandangan menjadi
terganggu, sehingga aku gagalkan untuk pengambilan gambar. Aku kecewa, pulang.
Sesampai di rumah, aku juga tak tenang karena sudah
kadung niat untuk mengambil gambar. Aku pikir tak ada salahnya mengambil obyek
di sekitar rumah. Sasaran pertama adalah sepeda motor yang di parkir di teras
rumah. Aku ambil posisi agak menyudut, dan kuarahkan kamera dan membuka tutup lubang
kamera. Pengambilan gambar dimulai dan aku mengambil bukaan dalam durasi 120
detik dengan pertimbangan kamera yang aku pakai lubangnya lebih kecil dari yang
biasa kupergunakan, juga kondisi cahaya sudah agak redup.
Keadaan di teras rumah aku jadikan sasaran obyek
kamera berikutnya. Dua obyek sudah kuambil dan aku masuk kamar tidur yang
kujadikan kamar gelap untuk mencetak foto. Tak ada gambar yang muncul alias
gagal.
Aku menyadari kegagalan ini karena di teras pancaran
cahaya amat lemah,waktu 120 detik tidak cukup untuk merekam gambar. Jalanan
depan rumah jadi sasaran obyek
berikutnya mengambil obyek di jalan depan rumah. Ada anak kecil yang tengah
bermain “layangan “dengan anakku, layangan yang dibuat dengan mengikat “tas kresek”dengan benang panjang.
Sehingga kalau diterpaangin akan terbang. Aku memintanya untuk berpose di depan
pagar dengan posisi duduk dan kedua duduk berdua dengan anakku. Setelah masuk ke
ruang gelap, hasilnya kurang memuaskan, kedua foto ini kurang berhasil karena
obyek yang diambil tidak jelas gambarnya.
Sasaran berikutnya adalah jalan di samping rumah,
akumengambilnya dari sisi kanan jalan ke arah barat dan matahari tengah
teriknya. Saat pengambilan gambar lubang kamera aku buka selama 90 detik dan
kemudian aku tutup kembali, ternyata
setelah dicetak ohhho terbakar tak ada
gambar yang muncul kecuali warna hitam pekat menutupi permukaan kertas negatif.
Kamera kembali aku isi dengan kertas negatif dan kembali ke sasaran jalan
di depan rumah kearah barat, dan pagar. Untukmenghindarikegagalan seperti
sebelumnya aku lakukan dengan mengurangi lama bukaan. Empat kamera yang sudah
digunakan dimasukkan ke ruang gelap untuk kemudian memasuki proses mencetak.
Luamayan, dari tiga kerta dua gmbar berhasil.
"Jalan Sebelah Rumah" 2013, Hidayat Raharja |
Kembali lagi ke jalan kecil depan rumah, mengambil obyek
jalan di sebelah barat rumah, sepeda anakku dan temanya yang digeletakkan begitu
saja di tepian jalan. Tengah asyik mengambil gambar, aku ditanyakan tetanggaku
yang tengah lewat disebelahku,”Bikin apa,pak?”. Aku bilang tengah praktik untuk
bahan percobaan mengajar di sekolah. Si tetangga hanya tersenyum melihatku
memegang kaleng berwarna hitam. Usai mengambil obyek sepeda, maka pemilik sepedanya
kuabadikan pula. Mereka tertawa karena aku ajak menggunakan kamera paling kuno,
sehingga mereka tak tahan berdiam dalam waktu 5 menit untuk kuambil gambarnya. Akibatnya
tubuh dan kakinya jelas dan kepalanya kabur, karena tertawa terpingkal saat
diambil gambarnya.
Tidak terasa hari sudah sore dan mulai gelap, tak
terasa bermain pinhole camera membuat
lupa waktu, namun kepuasan dalam hati tak tergambarkan, meski aku baru memulai
untuk mempraktikkan penggunaannya.
"Dua Sepeda Di Deapan Rumah" 2013, Hidayat Raharja |
Bermain-main dengan pinhole camera tidak harus susah payah mengambil obyek pengambilan
gambar, sebab lingkungan sekitar pun dapat memberikan suguhan hasil yang sangat
menarik. Keterbatasannya telah meberikan ide yang terus tumbuh dan berkembang
memenuhi situasi dan kondisi para pelakunya. Obyek-obyek yang tertangkap dalam pinhole camera akan mengalami distorsi,
sehingga menciptakan gambar yang tak terduga, artistik, dan terkesan klasik.
Ide yang tak pernah mati dan selalu tumbuh dalam diri penggunanya yang dipenuhi
dengan cinta dan semangat berkarya.(Hidayat Raharja) ------Sumenep, 15 Januari
2013.
"Nabil dan Firman di Teras Rumah" 2013,Hidayat Raharja. |
"Mobil Kijang di Depan Rumah" 2013, Hidayat Raharja. |
5 komentar:
assalamu'alaikum bapak... sepertinya postingan tentangan kamera pinhole membuat saya tertarik mencobanya karena unik dan beda sekali dengan fotografi dslr.. keren sekali pak!
waalaikum salam.apakabar nadia? Pinhole amat berbeda dengan dslr sebab pinhole camera sangat minimfasilitas sehingga memiliki tantangan yang lebih menarik.kamera yang kupergunakan kaleng bekas sehingga distorisnya cukup besar. makasi kunjungannya...
kenapa saya gagal ya pak???tidak ada gambar sekali difilmnya?
mohon sarannya pak,,karena saya sudah masukkan film di ruang gelap,saat memasukkan film kupotong2,,apa itu benar pak?trmksh sarannya
mbakrosindah, saya pakainya kertas negatif merk MERIT satu doz isi 100 lembar dua minggu yang lalu harganya (Rp.110.000 - di Sumenep). Kemudian untuk mencetaknya menggunakan larutan Superbroom dan Acifix).
Posting Komentar