Pemanfaatan camera handphone |
Oleh: Hidayat Raharja
Di era digital, komunikasi seseorang telah diringkas menjadi 140 karakter melalui media sosial tweeter. Komunikasi yang demikian singkat dan serba cepat.
Perkembangan teknologi semacam ini telah mempengaruhi pula pola komunikasi antara guru
dengan peserta didik di dalam kelas. Komunikasi yang substantif, ringkas,
cepat,dan menyenangkan.
Pola komunikasi pembelajaran yang didominasi guru tidak lagi menarik,sebab
peserta didik pada saat yang sama atau sebelum memasuki ruang kelas telah melakukan akses informasi terhadap
materi yang akan diajarkan. Maka, yang terjadi jika guru tanpameperdulikan
kondisi dan kebutuhan peserta didik ,informasi atau latar belakang atau
informasiyang telah diperoleh siswa,sangat mungkin peserta didiknya akan mampu
bertahan untuk mendengarkan informasi guru selama10 menit. Lebih lama dari
waktu tersebut, murid akan buyar konsentrasinya,
gelisah dan mengalihkan perhatian dari guru.
Keberadaan smartphone (telpon cerdas) di kalangan peserta didik merupakan
salah satu perangkat teknologi yang sangat membantu siswa belajar dan guru
menyajikan pembelajaran. Smartphone bukan sekadar alat komunikasi tetapi menjadi alat
untukmengakses informasi, dokumentasi (kamera), juga sebagai pemenuhan
kebutuhan hiburan atau rekreasi. Hadirnya teknologi komunikasi semacam ini
tanpadisadari telah mempengaruhi ruang belajar danpanggung pembelajaran di
dalam kelas. Guru dituntut untuk memainkan perannya sebagai fasilitator,
pendamping siswa belajar untuk dapat menyajikan informasi keilmuan secara
menarik.
Guru sebagai informan, bukan lagi
satu-satunya sumber informasi tetapi telah bergeser ke peran sebagai pemantik
siswa untuk menggali banyak informasi
dari berbagai sumber. Guru mendampingi siswa belajar untuk menggali dan memilah
informasi,menganalisis, mendiskusikan,menyimpulkan dan mengkomunikasikannya.
Jika hanya pintar mengakses informasi tanpa bisa menelaah dan memilahnya,
peserta didik hanya akan menjadi gelas kosong yang dituangi aneka informasi tak
terserap dan akan tumpah berceceran. Tidak akan ada proses pemahaman dan
implementasi dalam diri peserta didik terhadap apa yang telah dipelajarinya.
Sebuah tantangan bagi guru untuk mengembangkan wawasan keilmuan serta mengikuti
perkembangan teknologi untuk diimplementasikan dalam pembelajaran.
Guru dan peserta didik
memilikipeluang yang sama untukmengakses informasi pada saat yang sama. Bahkan
dengan penguasaan teknologi,peserta didik bisa lebih cepat mendapatkan
informasi keilmuan yang tengah dipelajarinya. Dalam posisi setara sebagai
subyek yang mengakses informasi tidak ada yang lebih unggul sehingga guru tidak
lagi sebagi pusat informasi tetapi menjadi bagian dari berbagai sumber
informasi yang diakses peserta didik. Guru dan peserta didik saling berbagi
(sharing), bisa saling mengisi kekurangan yang ada. Posisi tawar semacam
iniakan membuka dialog atau diskusi untuk saling mengkonfirmasi data yang
diperoleh. Peran guru bisa berperan sebagai fasilitator, juga moderatoryang
mengatur lalu lintas informasi dalam diskusi kelas. Maka sebagai pengendali di
dalam kelas,wajib bagi guru untuk menyiapkan bekal keilmuan yang memadai
(menguasai keilmuan) serta jelas tujuan yang
akan dicapai ketika sedang berada di dalam kelas (pembelajaran).
Guru ditantang untuk mampu mengelola
pembelajaran secara menarik dan menyenangkan. Peran guru melakukan pengelolaan
pembelajaran diumpamakan mengelola sebuah panggung pertunjukan yang akan
menyajikan sebuah konsep keilmuan. Pertimbangan terhadap sebuah konsep
pertunjukan yang menarik dan merangsang peserta didik sebagai audiens untuk
bertanya dan mengembangkan informasi yang diperolehnya. Sebuah tantangan yang
sangat menarik, meski tidak mudah untuk dilakukan. Segala sesuatunya
dipersiapkan dan dipertibangkan.
Kelas sebagai panggung menjadi area
guru untuk memanggungkan topik atau permasalahan yang telah dipersiapkan. Dalam
aktivitas tersebut maka guru bukan sebagai pemain tunggal sebab audiens (peserta
didik) juga merupakan subyek yang bisa berperan aktif dalam pemanggungan.
Sajian yang menarik adalahketika apa yang dismpaikan oleh guru menarikminat
peserta didik (audiens) untuk bertanya dan terpikat adan mampu bertahan untuk
aktif selamapembelajaran berlangsung. Sangat disayangkan jika kemampuan siswa
dalam mengakses informasi tidak dimanfaatkan guru untuk mengoptimalkan hasil pembelajaran.
Peran guru sebagai aktor dalam pembelajaran
adakalanya harus bergeser sebagai audiens untuk mendengarkan informasi yang
disampaikan peserta didik. Peran ini akan memberikan kesempatan bagi peserta
didiik untukmenyampaikan gagasan pemikirannya sehingga bisa berlangsung
lalulintas informasi yang saling memperkeya dan saling menguatkan. Saat sharing
berlangsung guru beralih menjadi sutradara untuk mengatur lalulintas informasi
dan menghidupkan suasana sehingga proses berbagi informasi berlangsung secara
dinamis.
Di saat perkembangan teknologi
digital menyerbu kehidupan pelajar sampai dipelosok desa maka, sudah saatnya
pula untuk memikirkan pola-pola pembelajaran yang lebih interaktif, reakreatif,
dialogis, dan memberikesempatan yang luas kepada peserta didik untuk menyampaikan
gagasan-gagasannya. Guru sebagai entertainer bukan hanya mampu memberikan
informasi yang menarik, tetapi juga mampu mengembangkan potensipeserta didik
sehingga lebih produktif dan kreatif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar