Translate

Rabu, 09 Mei 2012

Menulis Dengan Hati


Pada suatu waktu seorang kawan penulis mengirimkan sms,”Bagaimana menulis dengan hati? Saya ingin menulis dengan hati”. Saya membuka sms tersebut sambil tersenyum. Menulis dengan hati sesuatu yang tidak gampang. Sebuah totalitas yang menuntut lebih dari kesabaran yang ada.
Pertanyaan menulis dengan hati, sesuatu yang dapat dirasakan, namun sulit untuk dijabarkan dengan hati. Pada awal kita mulai menulis, maka yang terbayang adalah apa yang akan ditulis, siapa yang dituju dan menjadi sasaran.Maka pikiran bergerak untuk menuangkan ide atau gagasan.
Ada banyak tujuan menulis,di antaranya untuk mengungkapkan sesuatu yang ada dalam pikiran, sesuatu  yang pernah dialami. Menulis untuk menyampaikan sesuatu yang memberikan pencerahan pada orang lain,selain juga menulis untuk dijadikan sebagaio sumber penghidupan atau menambah penghasilan ekonomi. Banyak makna dan tujuan menulis.
Sesuatu yang menarik dalam menulis adalah dengan hadirnya beberapa blog yang menyediakan konten gratis bagi pengguna. Sebuah tempat yang bisa kita gunakan untuk meng-upload- tulisan apa saja yang kita miliki tanpa ada sensor. Kompasiana salah satu blog yang disediakan oleh kompas menampung banyak tulisan dari para kompasinaer. Para relawan tulisan yang dengan kesungguhan hati menulis dan mempublish tanpa ada imbalan. Sebentuk aktivitas menulis yang didasari oleh keinginan untuk menulis dan mempublikasikannya.
Hal yang sangat menarik adalah ketika admin memilih sebagian dari tulisan yang dijadikan Head Line (HL) pada blog. Ketentuan yang tidak ditentukan oleh banyaknya pembaca tetapi ditentukan oleh admin. Hal ini menjadi pemacu bagi para penulis untuk mengirimkan tulisan terbaiknya, sehingga bisa terpilih sebagai HL. Disini akan terlihat ragam dan macam tujuan menulis. Mereka yang rutin menulis setiap hari, dan mereka  suka berbagi atas pengalaman-pengalaman kecil yang berarti bagi banyak orang.
Kadang muncul juga beberapa komentar yang tidak puas dengan layanan admin, tulisan yang banyak dibaca dan dikomentari ternyata tak menjamin untuk dipilih menjadi HL. Meski begitu, setiap detik tulisan berdatangan, sebuah keniscayaan tentang dunia menulis sebagai bagian dari keseharian.
Ada beberapa penulis yang fokus pada topik tertentu. Pilihan semacam ini amat menarik, karena lebih fokus dan intens. Sebuah kecenderungan yang akan mengasah pada kepekaan dan kedalaman dalam menulis. Beberapa di antara mereka berkolaborasi mengumpulkan tulisan mereka untuk diterbitkan dengan biaya patungan. Beberapa di antaranya diterbitkan oleh penerbit profesional yang memberikan royalti atas hasil penjualannya. Sebuah hiruk pikuk dalam dunia tulisa menulis. Dunia yang kadang dipenuhi dengan kesenangan, bisa melepaskan beban dan berbagi dengan orang lain. Kala yang lain dipenuhi dengan ketegangan karena target yang harus dicapai. Rasa kesal karena tulisan ditolak oleh media cetak,ditolak bahkan dibohongi oleh penerbit adalah asam garam dunia menulis.
Hanya dengan hati, maka semua pencerahan itu akan diperoleh. Menulis dengan hati yang dilandasi dengan ketulusan dan kesungguhan untuk berbagi dengan orang lain. Ketulusan yang mengumpamakan tulisan itu adalah segenggam makanan yang diberikan kepada orang lain,entah akan dikemankaan oleh penerimanya.Jika dianggapbergizi maka tulisan itu akan menemukan keberuntungannya bermanfaat bagi orang lain. Namun. jika dianggap racun akan dimusnahkan. Tetapi jika “racun” akan menjadi obat untuk kesembuhan “sakit”, maka akan dicari keberadaanya.
Biarkan orang yang menilai dan memanfaatkan tulisan  yang kita buat. Tugas penulis adalah menulis. Sebab,tulisan yang baik adalah yang belum ditulis. Mengapa? Karena,tulisan yang sudah ditulis (selesai) akan selalu ketahuan kekurangannya. Menulislah dengan hati dan sepenuh hati. One Heart!*****(HR)

Tidak ada komentar: