Translate

Rabu, 25 Februari 2015

Guru; Entertainer di Panggung Pembelajaran

Pemanfaatan camera handphone 

Oleh: Hidayat Raharja
Di era digital, komunikasi seseorang telah diringkas menjadi 140 karakter melalui media sosial tweeter. Komunikasi yang demikian singkat dan serba cepat. Perkembangan teknologi semacam ini telah mempengaruhi pula pola komunikasi antara guru dengan peserta didik di dalam kelas. Komunikasi yang substantif, ringkas, cepat,dan menyenangkan.
Pola komunikasi pembelajaran yang didominasi guru tidak lagi menarik,sebab peserta didik pada saat yang sama atau sebelum memasuki ruang kelas  telah melakukan akses informasi terhadap materi yang akan diajarkan. Maka, yang terjadi jika guru tanpameperdulikan kondisi dan kebutuhan peserta didik ,informasi atau latar belakang atau informasiyang telah diperoleh siswa,sangat mungkin peserta didiknya akan mampu bertahan untuk mendengarkan informasi guru selama10 menit. Lebih lama dari waktu tersebut, murid akan buyar konsentrasinya, gelisah dan mengalihkan perhatian dari guru.
Keberadaan smartphone (telpon cerdas) di kalangan peserta didik merupakan salah satu perangkat teknologi yang sangat membantu siswa belajar dan guru menyajikan pembelajaran. Smartphone bukan sekadar alat komunikasi tetapi menjadi alat untukmengakses informasi, dokumentasi (kamera), juga sebagai pemenuhan kebutuhan hiburan atau rekreasi. Hadirnya teknologi komunikasi semacam ini tanpadisadari telah mempengaruhi ruang belajar danpanggung pembelajaran di dalam kelas. Guru dituntut untuk memainkan perannya sebagai fasilitator, pendamping siswa belajar untuk dapat menyajikan informasi keilmuan secara menarik.
Guru sebagai informan, bukan lagi satu-satunya sumber informasi tetapi telah bergeser ke peran sebagai pemantik siswa untuk menggali banyak  informasi dari berbagai sumber. Guru mendampingi siswa belajar untuk menggali dan memilah informasi,menganalisis, mendiskusikan,menyimpulkan dan mengkomunikasikannya. Jika hanya pintar mengakses informasi tanpa bisa menelaah dan memilahnya, peserta didik hanya akan menjadi gelas kosong yang dituangi aneka informasi tak terserap dan akan tumpah berceceran. Tidak akan ada proses pemahaman dan implementasi dalam diri peserta didik terhadap apa yang telah dipelajarinya. Sebuah tantangan bagi guru untuk mengembangkan wawasan keilmuan serta mengikuti perkembangan teknologi untuk diimplementasikan dalam pembelajaran.
Guru dan peserta didik memilikipeluang yang sama untukmengakses informasi pada saat yang sama. Bahkan dengan penguasaan teknologi,peserta didik bisa lebih cepat mendapatkan informasi keilmuan yang tengah dipelajarinya. Dalam posisi setara sebagai subyek yang mengakses informasi tidak ada yang lebih unggul sehingga guru tidak lagi sebagi pusat informasi tetapi menjadi bagian dari berbagai sumber informasi yang diakses peserta didik. Guru dan peserta didik saling berbagi (sharing), bisa saling mengisi kekurangan yang ada. Posisi tawar semacam iniakan membuka dialog atau diskusi untuk saling mengkonfirmasi data yang diperoleh. Peran guru bisa berperan sebagai fasilitator, juga moderatoryang mengatur lalu lintas informasi dalam diskusi kelas. Maka sebagai pengendali di dalam kelas,wajib bagi guru untuk menyiapkan bekal keilmuan yang memadai (menguasai keilmuan)  serta jelas tujuan yang akan dicapai ketika sedang berada di dalam kelas (pembelajaran).
Guru ditantang untuk mampu mengelola pembelajaran secara menarik dan menyenangkan. Peran guru melakukan pengelolaan pembelajaran diumpamakan mengelola sebuah panggung pertunjukan yang akan menyajikan sebuah konsep keilmuan. Pertimbangan terhadap sebuah konsep pertunjukan yang menarik dan merangsang peserta didik sebagai audiens untuk bertanya dan mengembangkan informasi yang diperolehnya. Sebuah tantangan yang sangat menarik, meski tidak mudah untuk dilakukan. Segala sesuatunya dipersiapkan dan dipertibangkan.
Kelas sebagai panggung menjadi area guru untuk memanggungkan topik atau permasalahan yang telah dipersiapkan. Dalam aktivitas tersebut maka guru bukan sebagai pemain tunggal sebab audiens (peserta didik) juga merupakan subyek yang bisa berperan aktif dalam pemanggungan. Sajian yang menarik adalahketika apa yang dismpaikan oleh guru menarikminat peserta didik (audiens) untuk bertanya dan terpikat adan mampu bertahan untuk aktif selamapembelajaran berlangsung. Sangat disayangkan jika kemampuan siswa dalam mengakses informasi tidak dimanfaatkan guru untuk mengoptimalkan hasil pembelajaran.
Peran guru sebagai aktor dalam pembelajaran adakalanya harus bergeser sebagai audiens untuk mendengarkan informasi yang disampaikan peserta didik. Peran ini akan memberikan kesempatan bagi peserta didiik untukmenyampaikan gagasan pemikirannya sehingga bisa berlangsung lalulintas informasi yang saling memperkeya dan saling menguatkan. Saat sharing berlangsung guru beralih menjadi sutradara untuk mengatur lalulintas informasi dan menghidupkan suasana sehingga proses berbagi informasi berlangsung secara dinamis.
Di saat perkembangan teknologi digital menyerbu kehidupan pelajar sampai dipelosok desa maka, sudah saatnya pula untuk memikirkan pola-pola pembelajaran yang lebih interaktif, reakreatif, dialogis, dan memberikesempatan yang luas kepada peserta didik untuk menyampaikan gagasan-gagasannya. Guru sebagai entertainer bukan hanya mampu memberikan informasi yang menarik, tetapi juga mampu mengembangkan potensipeserta didik sehingga lebih produktif dan kreatif.