Translate

Kamis, 12 April 2012

Anak-Anak Hebat

Aku yakin kalau setiap anak memiliki caranya sendiri untuk belajar.Anak yang diberi kelebihan dan kelemahan sebagai kekuatan diri untuk mengembangkan diri dan potensinya. Sehingga wajar apabila kita harus memberinya kesempatan untuk aktualisasi diri dan mengapresiasi setiap pendapat yang sangat berbeda dengan kita sebagai orangtua.
Pada suatu ketika seorang supervisor dikejutkan dengan kondisi sebuah kelas yang tengah berlangsung proses pembelajaran. Ada sesuatu yang janggal dalam ruang belajar tersebut sang guru asyik memberikan penjelasan namun dibangku belakang para peserta didiksibuk dengan dirinya sendiri.Mereka sibuk tidak perduli dengan apa yang dijelaskan oleh bu guru yang ada di depan kelas. Ada apa gerangan? Ternyata si anak tidak bisa menerima informasi yang disampaikan dengan guru.
“Kalau hanya informasi semacam itu, kami bisa cari sendiri.Kami nggak butuh!”jawab siswa dengan jujur kepada supervisor  yang menanyakannya di saat jam istirahat. Sayang bu Guru yang mengajar di depan kelas tidak tahu kebutuhan peserta didiknya. Namun, hebatnya anak-anakitu dapat menjawab pertanyaan yang diajukan supervisor sehubungan dengan materi yangdijelaskan bu guru.
“Kalau kau tak suka,kenapa kau bisa menjawab pertanyaan materi yang tadi dijelaskan?”
“Kami punya cara sendiri untuk belajar bukan dengan cara bu gurumenjnelaskan. Kami hanya pasang wajah supaya nilai rapor tidakterancam.”
Anak-anak yang hebat yang tahu menentukan bagaimana belajar, sehingga tidak peduli apakah guru tahu kebutuhannya atau tidak.Anak-anak itu telah menentukan cara belajarnya sendiri.Mereka sadar apa yang harus dipersiapkan dan apa yang harus dilakukan untuk menggapaimasa depan yang telah dirancangnya.
Sebuah tantangan bagi guru untuk mencari tahu apa yang dimau dan dibutuhkan peserta didiknya, sehingga terjalin komunikasi efektif dalam pembelajaran. Komunikasi yang bisa memberikan manfaat secara keilmuan dan juga memiliki manfaat secara kemanusiaan. Secara keilmuan apa yang disampaikan guru bisa diterima siswa dan bahkan bisa memotivasi siswa untuk mengembangkan pengetahuan yang diperolehnya. Pengembangan pengetahuan  yang terrefleksi dalam diskusi yang mereka kemukakan. Diskusi yang mengolah informasi menjadi aneka persoalan baru yang menantang.
“ Kami tidak hanya butuh informasi, tetapi kami butuh tegur sapa,sehingga bu guru tahu kegalauan dalam diri. Kami butuh teguran, dan apresiasi yang bisa membakar semangat lebih membara. Terlalu banyak beban yang kami tanggung dan kami seret dengan berbagai tugas sekolah yang menyita banyak waktu namun tak banyak memberikan manfaat, selain menambah stress karena disertai dengan ancaman nilai rapor.”
Adalah cerminan Anak-anak Hebat yang kadang diperlakukan seperti robot yang diremote dan dikontrolgenggaman kekuasaan guru. Mengerikan….!
Patut dipahami jika anak-anak itu adalah keunikan yang beranekaragam yang memberikan banyak kemungkinan dan peluang untuk dibawa ke dunia ilmu yang luas.Kemajuan teknologi telah memberikan ruang yang luas baginya untuk menjelajahi dunia pengetahuan. Sehingga posisi guru bukan lagi pemberi informasi tetapi menjadi sebagai pendamping yang bisa memahami kebutuhan dan permasalahan yang dihadapipeserta didik. Pendpamingan yang menempatkan peserta didik secara egaliter sehingga bisa sharing informasi.Atau beralih sebagai motivator yang memberikan stimulasi bagi siswa untuk mengolah informasi dengan mengaitkan hala-hal yang berkaitan dengan bagaimana, apa akibat dan bagaimana jalan keuarnya. Sebuah olahan yang akan menggerakkan roda kognisi  dalam otak siswa dalam lintasan gelombang kritis, sehingga menjadi lebih kritis dalam dalam menghadapi realitas kehidupan yang dinamis.
Peran posisi guru yang secara bersamaan sebagai orangtua yang mampu menyelami dunia peserta didik untuk kemudian dibawa dalam sebuah penjelajahan dunia baru yang lebih mencerahkan dan penuh tantangan.  Anak-anak hebat yang mampu menentukan bagaimana cara belajar dans adar akan tujuan, tahu apa yang harus dipersiapkan dan dilakukan untuk meraih masa depan yang diidamkan. Sebuah keniscayaan yang membutuhkan ruang untuk merepresentasikan kehebatan itu menjadi sesuatu yang bermakna dan mengeluarkan seluruh potensi yang ada dalam setiap personal.*****(HR)

Tidak ada komentar: