Bus merambat keluar dari kompleks asramahaji pondok gede. Setiap penumpang bergegas dengan impiannya masing-masing. Mereka yang membawa banyak uang tentu, bersiap untuk memborong aneka belanjaan yang diinginkan. Pasar murah, apalagi kalau membeli dalam jumlah besar – minimal membeli tiga potong pakaian, pembeli akan mendapat diskon. Sebuah tempat yang seringkali membuat aku pusing dan bingung. Pusing, karena melihat orang-orang sangat bernafsu berbelanja. Tak cukup dengan jinjingan mereka juga menyeret kereta dorong penuh dengan belanjaan. Belum cukup, teman dan kerabat juga ikut membantu menggotong hasil buruan (ehh belanjaan). Aku juga bingung, karena disinilah sebenarnya gurita kapital menjerat setiap pengunjung (meski tak berbelanja) dengan aneka kenyamanan, tanpa terasa tersret untuk turut membelanjakan uangnya. Apalagi mereka yang memiliki syahwat berbelanja, akan terus berputar-putar dalam pasar memburu aneka pakaian dan kebutuhan yang menyerbu pikiran mereka.
Sebuah area konsumtif dan menjerat setiap konsumen untuk royal terhadap dirinya, memanjakan dan membelanjakan keinginannya. Setiap orang tanpa diasadari telah dipaksa untuk menjadi konsumtif, sehingga ia tidak bisa menentukan dan mengendalikan diri. Pusat belanja yang menyenangkan, dan di sekitar kita berseliweran penjual tas dengan aneka bentuk dan ukuran sepertinya menyediakan hasrat kita untuk membungkus hasil belanjaan. Bagi yang kecapekan dapat selonjor sejenak di tangga-tangga statis yangdisediakan di pintu masuk. Lanskap yang menarik, karena disini menjadi kawasan sosial yang semuanya bisa saling berbagi sandaran pantat, meski mereka belum saling kenal-mengenal. Mereka pada bercerita hasil belanjaannya, barang yang menarik perhatiannya, keinginnanya yang masih belum terbeli, dan keisengan yang mengakibatkan barang menjadi miliknya (Keisengan karena sebenarnyaa tak berhasrat untuk membeli barang, hanya mencoba menawar, namun kemudian barang dileapskan oleh penjual.
Di area ini akan terlihat ibu-ibu yang sangat antusias dan selalu kehabisan dan kekurangan waktu untuk memenuhi hasrat belanjanya. Sehingga kesepakatan waktu, pukul 13.00 semua sudah siap di dalam bus, ternyata masih ada kaum hawa yang belum keluar dari mulut gurita pasar Tanah Abang. Suara dering Handphone, saling bersahut ada yang memanggil terburu, dan ada yang meminta ditunggu karena belum memuaskan nafsu (belanja lho!!).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar