Translate

Jumat, 29 Mei 2009

AKU INGIN

Aku inginkan
Setiap siswa memagang satu laptop
Di depan ada layar lebar
Ruangan ber AC
Dan full music

Siang itu musim kemarau suasana ruangan kelas amat gerah, karena ventilasinya buruk dan tempatnya gersang dikepung oleh gedung-gedung yang pengap melengkapi kegerahan dalam ruangan kelas. Aku sendiri bingung mau beraktivitas apa dalam ruangan jika suasana dalam kelas tidak memungkinkan. Lebih menyedihkan lagi aku diminta untuk memberikan materi menulis kreatif sebagai tambahan pelajaran bagi siswa kelas X.

Oke, bagaimana kalau siang ini kita mencoba menuliskan impian kita mengenai apa yang kita impi dengan sekolah yang kita cintai ini?Ajakku pada mereka.

Waktu empat puluh lima menit terasa berjalan lamban. Ada yang menerawang jauh ke dalam impian menembus langit-langit ruangan. Aku berkeliling mengamati pekerjaan mereka. Cukup menarik dari judul yang mereka tuliskan impian mereka sangat beragam. Ada yang menuliskan citacita; puisi pedas mengkritik seragam abu-abu; cinta mereka.

Meski begitu ada satu yang menarik yaitu potongan tulisan yang aku jadikan pembuka tulisan ini. Sebuah impian tetang SMAN 1 yang nyaman, modern, lengkap dan menyenangkan dalam pembelajaran. Aku terkesima mebaca impian anak yang saya lupa namanya, namun aku ingat impiannya mengenai sekolah ini. Begitulah seharusnya SMAN 1 ke depan. Tidak ada pilihan lain, sekolah ini harus banyak berbenah dengan lingkungan yang bersih, fasilitas sekolah yang yang harus terus-menerus berbenah.

Impian ini bukan isapan jempol, karena saat ini di sekolah telah memeliki laboratorium komputer, laboratorium multimedia, laboratorium fisika, kimia, biologi dan laboratorium bahasa. Serta memiliki tiga infocus dengan berbagai perangkat pembelajaran audivisual. Laboratorium Multimedia merupakan fasilitas baru bantuan dari pemerintah pusat bernilai seratus lima puluh juta rupiah dan dana sharing dari Komite Sekolah. Fasilitas yang memungkinkan untuk dapat memenuhi impian yang dikutipkan di pembuka tulisan.

Persoalannya adalah ketika impian itu menjadi harapan anak-anak kita, maka sudah seharusnya bapak dan ibu guru menyiapkan diri untuk bisa memanfaatkan aneka fasilitas yang ada. Sebab fasilitas teknologi tersebut sangat membantu kerja bapak ibu guru untuk bisa menemani dan mendampingi putra-putrinya belajar. Sekaligus kenyamanan ini dilengkapi dengan keterbukaan manjemen sehingga semua stakeholder bisa mengakses informasi yang diperlukan. Semua merasa nyaman dan memiliki, sehingga oimpian itu kemudian menjadi milik bersama untuk dapat menghasilakn produk unggul yang dibutuhkan oleh lingkungan. Produk yang mampu melahirkan pemimpin-pemimpin di masa depan. Pemimpin yang berkhlak mulia (Hidayat Raharja).

Tidak ada komentar: